ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2017 ini akan fokus pada pengembangan empat riset unggulan, sesuai dengan realita yang ada di lapangan. Ini dilakukan untuk menjawab persoalan di daerah selama ini.
Kepala Balitbang Sultra, Sukanto Toding mengatakan, empat riset unggulan yang dikembangkan tersebut adalah pemanfaatan material slag nikel sebagai bahan konstruksi jalan aspal, pengembangan tanaman endemik yang bisa membantu rekonstruksi tanah pada lahan pasca tambang, gasifikasi sampah sebagai sumber alternatif energi listrik, dan pengembangan science dan techno park di Provinsi Sultra.
Dari empat riset unggulan tersebut, Balitbang melibatkan sejumlah perguruan negeri dan swasta di Sultra. Menurutnya, empat riset unggulan tersebut sudah mulai berjalan di sejumlah Kabupaten/Kota di Sultra. Misalnya, untuk pemanfaatan material slag nikel untuk bahan konstruksi jalan aspal di PT Antam Kolaka.
“Jadi untuk kajian pemanfaatan slag nikel ini kami libatkan peneliti dari Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra). Kami melakukan penelitian ini karena melihat timbunan slag nikel yang ada di PT Antam Kolaka sudah sedemikian banyak, itukan strukturnya bisa dimanfaatkan untuk jalan. Jadi kami coba manfaatkan,” kata Sukanto di ruangan kerjanya, Senin (27/2/2017).
Khusus pengembangan tanaman-tanaman endemik pada lahan pasca tambang dilakukan di Kabupaten Bombana, sekaligus mendukung program gubernur Sultra terkait pembangunan tambang yang berkelanjutan. Di mana dalam masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI), Sultra akan dijadikan salah satu kawasan pertambangan nasional.
“Nah kita kedepannya ada persoalan dengan pengembangan tambang. Artinya kita tidak menolak pengembangan tambang, tapi tambang itu dikelola secara berkelanjutan. Jadi setelah tambang itu kan ada bukaan yang besar yang memberikan lubang-lubang yang menganga, sehingga harus direklamasi. Kita ingin reklamasinya itu melalui tanaman-tanaman endemik seperti sengong dan trambesi,” jelasnya.
Untuk penelitian gasifikasi sampah sebagai sumber alternatif energi listrik difokuskan di Kota Kendari. Alasanya, Kota Kendari sebagai kota metropolitan dengan banyaknya timbunan sampah. Artinya, harus membuat sebuah konsep bahwa timbunan sampah itu bukanlah sebuah beban, karena ternyata bisa kita manfaatkan sebagai sumber energi dengan gasifikasi.
Sementara, untuk kajian pengembangan science dan techno park, Balitbang Sultra menfokuskannya di dua kabupaten yakni, Kolaka Timur (Koltim) dan Buton Utara (Butur). Untuk di Koltim dilakukan pengambangan techno park kakao karena di sana merupakan basis dari tanaman itu, sementara di Butur techno park sumber daya perairan.
“Techno park adalah upaya kita untuk mengunakan pendekatan pembangunan pengembangan teknologi berbasis wilayah. Jadi kakao di Koltim techno park itu kita berusaha, bagaimana teknologi ini diaplikasikan secara simultan, dipersepsikan oleh pemerintah secara bersama-sama dengan membangun techno park kabupaten,” tutupnya. (A)
Reporter : Ramadhan Hafid
Editor : Kiki