ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Pendiri MAs (Madrasah Aliyah Swasta) Waloindi, Kecamatan Togo Binongko, Kabupaten Wakatobi, Sulaiman berang akibat ulah Kepala sekolah MAs Waloindi Arianto Latif yang telah memalsukan tanda tangan ketua komite sekolah Asgap untuk mencairkan dana bos tahun 2016 yang lalu.
Tindakan pemalsuan kepala sekolah ini diduga dilakukan sekitar tiga tahun lamanya untuk mempercepat pencairan dana bos.
Sulaiman akhir membuka temuannya yang terjadi pada tanggal 22 Oktober tahun 2016 lalu. Setelah ditelusuri secara mendalam, ternyata dugaan pemalsuan tanda tangan ini bertujuan untuk mempercepat proses pencairan dana bos caturwulan III sebesar Rp 23 juta lebih.
“Awalnya saya kaget dengan hal ini, kemudian saya konfirmasi dengan pak Asgap dan dia mengaku tidak melakukan hal ini dan belum pernah menandatangani dokumen pencairan dana bos untuk MAs Walaondi selama ini,” ungkap Sulaiman pendiri MAs Waloindi, Jumat (3/2/2017).
Sejak tahun 2006 silam, ia mengaku memilih bungkam dengan tujuan menunggu itikad baik dari Kepala Sekolah MAs Waloindi itu. Sayangnya, lebih dari tiga bulan lamanya tidak ada konfirmasi sekalipun dari yang bersangkutan
“Selama ini saya diamkan dengan harapkan ada penjelasan dari yang bersangkutan. Namun, sampai sekarang kita belum diberikan penjelasan lebih lanjut,” katanya.
Baca Juga : Ini Cara Pemda Wakatobi Minimalisir Angka Putus Sekolah
Menurut pengakuan Asgap, dirinya tidak lagi menjadi Ketua Komite MAs Waloindi sejak tahun 2014 silam. Dan dari yang dia ketahui selama ini belum ada pembentukan Komite baru.
“Tidak pernah ada rapat atau pertemuan secara resmi khususnya pertemuan dengan orang tua siswa, pasca saya keluar dari MAs Waloindi, saya lebih berfokus pada salah satu sekolah dasar di Binongko,” tutur Asgap.
Sementara, Arianto Latif Kepala MAs Waloindi saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Dia mengakui hal itu dilakukan untuk mempercepat proses pencairan dana bos. Dari awal menjabat sebagai Kepala MAs dirinya memang sengaja memalsukan tanda tangan tanpa sepengetahuan Asgap.
“Kalau itu memang benar saya akui bahwa saya sendiri yang palsukan itu tanda tangan. Tapi semua saya lakukan agar dana bos segera cair karena waktu itu pak Asgap lagi tidak ada di tempat. Tapi dua minggu lalu saya sudah akui ke pak Asgap bahwa saya sengaja memalsukan tanda tangannya dan itu sudah selesai,” ungkap Arianto.
Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Wakatobi, Lalan Jaya saat dikonfirmasi, mengatakan belum mendapat informasi tersebut. Tapi, bila benar adanya maka hal ini akan segera ditindaklanjuti sesuai mekanisme yang berlaku.
“Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas informasinya, kami sampai sekarang belum mendengar hal ini tapi kalaupun benar adanya maka kita akan konfirmasi ke yang bersangkutan dulu dan kroscheck kebenarannya lalu kita ambil langkah,” tegasnya, Jumat, (3/3/2017). (B)
Reporter : CR 1
Editor : Kiki