ZONASULTRA.COM,BAUBAU– Dr Susanto Zuhdi, seorang sejarwan Universitas Indonesia (UI) dari tanah Buton baru saja merilis buku berjudul Orang Buton. Buku ini diharapkan, Wali Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), AS Tamrin, dapat memperkuat itegritas orang Buton dalam bingkai NKRI.
Susanto Zuhdi sendiri sebelum merilis ‘Orang Buton’ telah menulis beberapa buku terkait sejarah Kesultanan Buton. Dantaranya, buku Labu Wana Labu Rope dan Perlawanan Oputa Yi Koo. Orang Buton sendiri merupakan seri pelengkap karya-karyanya
Buku yang mengangkat tema ‘Orang Buton-Dalam Diaspora Nusantara dan Integrasi Bangsa’ itu, resmi dilauncing, Kamis (12/12/2019), berlokasi di Auditorium Departemen Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat.
AS Tamrin yang sempatkan diri hadir dalam seremoni pengenalan buku itu sendiri mendapat kesenpatan untuk berbicara. Tidak lupa ia menyampaikan terima kasih pada si penulis buku. Katanya, mewakili masyarakat Kepulauan Buton karena telah memperkenalkan sejarah dan budaya mereka.
(Baca Juga : Aktif Dukung Bidang Perkebunan, AS Tamrin Dapat Penghargaan Kementan)
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Kota Baubau sangat mengapresiasi karya besar ini. Kami di Buton sangat berterima kasih,” ucapnya dihadapan para hadirin.
Dalam paparannya, AS Tamrin yang hadir sebagai pembicara memperkenalkan falsafah hidup bermasyarakat orang Buton. Dia menyebutnya Po-5. Pembica dalam loucing buku ini sendiri yakni, Dr Tony Rudiansjah (Dosen Antropologi FISIP-UI), Tommy Christomy, Ph.D (Dosen Departemen Susastra UI), dan Wali Kota Baubau AS Tamrin.
Po5 meupakan padanan dari lima kata yakni, pomaemaeka, poangkaangkataka, popiapiara, pobincibinciki kuli, dan pomaamasiaka. Secara singkat bermakna menanamkan rasa cinta, kasih sayang, dan saling menghargai antar sesama. Po5 sendiri diserapa dalam ajaran kuno orang buton, Sara Pataanguna.
(Baca Juga : Cerita AS Tamrin, Lika-Liku Pengusulan Gelar Pahlawan Oputa Yi Koo)
“Sebagai cara kita menguatkan integrasi kebangsaan, nilai-nilai Po-5 menjadi sangat penting di implementasikan dalam sendi-sendi kehidupan, agar kita semakin kokoh dalam bingkai NKRI,” urainya.
Dilain pihak, Susanto Zuhdi berharap karyanya dapat berkontribusi untuk sejarah tanah air. Kata dia, semoga tokoh sejarah tidak tertimbun zaman.
“Itu sebab buku ini dibuat,” ujarnya saat memberi sambutan dalam launcing buku ‘Orang Buton’ tersebut.(b)