ZONASULTRA.COM, KENDARI – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah (Sulteng) merencanakan akan membangun tiga pabrik pengolahan baja (smelter) dan dua unit Pembangkit Litsrik Tenaga Uap (PLTU). Hal itu dilakukan, menyusul masuknya tiga investor baru dari luar negeri yang akan menjadi mitra kerja dengan perusahaan itu.
Koordinator Media Relation PT IMIP Dedy Kurniawan menjelaskan, ketiga pabrik yang akan segera didirikan dalam tahun ini yakni pabrik Carbon Steel berkapasitas 3,5 juta ton pertahun.
“Dan dua pabrik NPI yang masing-masing kapasitas 500 ribu ton, dan 300 ribu ton pertahun. Selain itu, juga akan dibangun dua PLTU berkapasitas masing-masing 350×1 megawatt, dan 65×2 megawatt untuk mendukung kegiatan operasional ketiga pabrik baru ini,” jelas Dedy Kurniawan, Senin (23/4/2018).
Guna kepentingan percepatan pembangunan infrastruktur dari tiga pabrik dan dua PLTU tersebut, lanjut Dedy, pihaknya memperkirakan rencana kebutuhan Tenaga Kerja Asing (TKA) mencapai 800-an orang.
Jika perkiraan ini benar, maka total jumlah TKA yang bekerja di PT IMIP akan mendekati angka 3.000 orang. Semunya untuk kebutuhan sebelas pabrik dan lima PLTU yang ada di dalam kawasan perusahaan tersebut.
“Sistemnya On end Off. Artinya, keberadaan tenaga kerja asing itu hanya sementara. Jika pembangunan infrastruktur pabrik dan PLTU selesai, mereka langsung dipulangkan ke negaranya, karena kontraknya juga telah berakhir,” jelasnya.
Namun demikian, 3.000 orang TKA tersebut hanyalah perkiraan kebutuhan sementara mereka, terkait lajunya investasi yang berkembang di kawasan industri yang dikelolanya.
Saat ini jumlah TKA asal Tiongkok yang sedangk bekerja di dalam kawasan PT IMIP sudah mencapai 2.000-an orang dan seluruhnya sudah masuk dalam Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Kementerian Tenaga Kerja.
“Seluruh TKA asal Tiongkok tersebut tersebar di seluruh pabrik ini. Jumlahnya bervariasi, ada yang 100-an orang dalam satu pabrik, ada juga yang mencapai 200-an orang,” ujarnya.
Sementara jumlah pabrik yang telah beroperasi di dalam kawasan PT IMIP sebanyak delapan pabrik dan tiga PLTU. Selain memproduksi Nikel Pig Iron, stainless steel, Hot Rolled Coil dan Cold Rolled Coil, di dalam kawasan itu juga berdiri pabrik oksigen (oxcygen plant), pabrik kokas, dan tiga unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total kapasitas mencapai 1.130 megawatt.
Terkait TKA, kata Dedy, pihaknya sejak dua tahun terakhir sudah melakukan pengurangan secara bertahap. Semisal di PT Sulawesi Mining Investmen (SMI) yang memproduksi Nickel Pig Iron dan Stainless Steel. Saat ini, jumlah TKA sisa 10 persen dari sekitar 2.000-an tenaga kerja di perusahaan itu.
“Ini artinya, jumlah tenaga kerja Indonesia sudah mencapai 90 persen atau mendominasi dari keseluruhan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan ini,” katanya sembari menambahkan bahwa pengurangan tersebut juga akan dilakukan di seluruh pabrik dan PLTU yang beroperasi di dalam kawasan PT IMIP
(Baca Juga : Insiden Helikopter Jatuh, PT IMIP Perusahaan Tambang Raksasa di Pulau Sulawesi)
Pengurangan secara bertahap ini dilakukan karena proses alih teknologi dari TKA ke tenaga kerja Indonesia juga membutuhkan waktu lebih dari setahun. Untuk mendukung alih teknologi tersebut, PT IMIP bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian telah membangun Politeknik Industri Logam Morowali di dalam kawasan.
Mengenai jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja dan tersebar di pabrik-pabrik yang ada di dalam kawasan PT IMIP, saat ini jumlahnya lebih dari 21 ribu orang. Akhir tahun 2018, jumlah tenaga kerja Indonesia diperkirakan akan mencapai sekitar 25 ribu orang.
Banyaknya jumlah tenaga kerja Indonesia ini, menurut Dedy, dikarenakan kebutuhan pabrik yang memang banyak membutuhkan dukungan tenaga kerja. Apalagi, manajemen PT IMIP juga berkomitmen untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal (Indonesia) dalam pengoperasian seluruh pabrik dan kawasan. (B)
Reporter : Randi Ardinsyah
Editor : Abdul Saban