ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Sudah lebih dari sepekan banjir di beberapa titik di wilayah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) masih juga belum surut, utamanya di jalur trans Sulawesi di Kecamatan Sampara, Desa Hongoa dan Desa Amesiu Kecamatan Pondidaha, serta Desa Wukusao, Kecamatan Wonggeduku.
Ketinggian air yang menggenangi wilayah itu kurang lebih 20 sentimeter. Akibatnya, para pengendara bermotor terpaksa harus menyewa rakit yang dibuat warga setempat untuk mempermudah akses melewati banjir. Namun, adapula pengendara yang nekat melewati banjir sehingga beberapa kendaraan mogok.
Salah satunya Adam (28). Saat hendak ke Unaaha, ia terpaksa merogoh kocek untuk melewati jalur di beberapa desa di Konawe. Pasalnya, motornya harus dimuat menggunakan rakit buatan warga agar kendaraannya tidak mogok.
Baca Juga : Update Banjir, 22.573 Orang Warga Konawe Mengungsi
“Motor saya dimuat di mobil bak terbuka membayar Rp50 ribu, kalau naik rakit Rp20 ribu sedangkan melewati jalur yang dibuat warga kita bayar Rp5 ribu,” ujar Adam saat ditemui di jalan saat hendak ke Unaaha.
Sementara warga sekitar Udin menuturkan, baru kali ini banjir di Konawe sangat parah. Kendaraan sulit untuk dilewati, bahkan puluhan rumah hingga saat ini masih terendam banjir. Mereka pun menggelar tenda darurat di pinggir jalan.
“Rumah saya terendam sampai atap. Tapi sekarang mulai surut, tinggi air ada yang masih dua meter, ada juga yang sampai lutut orang dewasa,” jelasnya.
Sebelumnya, bencana banjir yang menerjang 24 kecamatan, 144 desa, dan 22 kelurahan di Kabupaten Konawe membuat 5.847 kepala keluarga atau 22.573 orang terpaksa mengungsi di posko-posko pengungsian yang tersebar di 37 titik.
Baca Juga : DLH Sultra Sebut Banjir di Konawe Bukan Karena Tambang
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe per 18 Juni 2019, tercatat masih ada 166 titik banjir. Sementara wilayah terparah banjir berada di Kecamatan Pondidaha dan Kecamatan Wonggeduku.
Kepala BPBD Konawe Ameruddin mengaku, kondisi air di sejumlah wilayah sudah surut, dan sudah dalam tahap pembersihan. Dari data yang ada, terdapat 2.429 korban terdampak bencana banjir kategori balita.
“Kemudian korban terdampak bencana banjir ada 393 orang wanita dalam kondisi hamil, serta 1.849 orang kategori lanjut usia,” kata Ameruddin di posko tanggap darurat bencana banjir, Selasa (18/6/2019). (b)