ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Ratusan pelajar Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 02 Wawotobi, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan aksi demonstrasi di halaman sekolahnya meminta agar Kepala Sekolah (Kepsek) Boby mundur dari jabatannya karena dianggap tidak transparan dalam pengelolaan dana yang masuk di sekolah itu termasuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan iuran komite.
Ketua Organisasi Sekolah (OSIS) SMAN 02 Wawotobi, Rusman yang juga bertindak sebagai orator aksi menuturkan ada banyak hal yang mendorong mereka untuk turun melakukan aksi, mulai dari perlengkapan olah raga yang belum terpenuhi dengan baik serta pemberian izin pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), dan kegiatan kepramukaan yang seharusnya sudah dilaksanakan.
Rusman mengaku, sebelum melakukan aksi ia dan orang tua siswa menggelar pertemuan terkait kebijakan kepala sekolah yang tidak transparan disisi lain pengelolaan dana BOS yang nilainya ratusan juta rupiah tidak jelas peruntukannya.
“Kemudian ada juga pemotongan dana beasiswa tahun 2015 lalu katanya uang tersebut akan dipakai untuk membuat taman sekolah, namun hingga saat ini taman sekolah yang dijanjikan itu tidak pernah ada,” Kata Rusman usai melakukan aksi, Senin (26/9/2016)
Atas dasar ini, lanjutnya, remaja yang kini duduk dibangku kelas XI ini mengaku sudah seharusnyalah Boby diganti atau mundur dari jabatannya, serta meminta pihak berwajib untuk turun menyelidiki dugaan penyelewengan dana di sekolah mereka.
Menanggapi hal tersebut, Kepsek SMAN 2 Wawotobi, Boby akan membuka secara lebar terkait pengalokasian dana-dana seperti yang dikatakan oleh siswanya itu.
Messki begitu, Ia mengaku sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan para anak didiknya dengan turun melakukan aksi tanpa adanya dialog atau diskusi terbuka soal isu yang dibawa.
Terkait, pemotongan dana beasiswa yang direncanakan untuk pembuatan taman sekola, Boby mengakui jika hal tersebut belum direalisasikan dengan alasan kondisi sekolah yang belum memiliki pagar.
“inikan rawan dirusaki hewan ternak. Sementara uang komite yang besarannya Rp 35 ribu telah disepakati bersama untuk honor Guru Tidak Tetap (GTT) yang jumlahnya 15 orang. dulunya kami gaji mereka Rp 7.500, tapi sekarang sudah naik Rp 8.500 per jam mengajar,” Imbuhnya
Dari pantauan awak Zonasultra.com dilapangan selain siswa, beberapa guru di sekolah tersebut juga tampak tidak begitu baik dengan Boby, bahkan diantara beberapa guru memberikan tanggapan atas sikap pimpinannya yang dinilai memang tidak transparan. (B)
Reporter : Restu Tebara
Editor : Tahir Ose