ZONASULTRA.COM, BURANGA – Pemanfaatan kotoran sapi sudah mulai diterapkan di Kabupaten Buton Utara (Butur) Sulawesi Tenggara. Jika semula kotoran sapi hanya dipandang sebelah mata, kini sudah mulai dilirik oleh sebagian masyarakat Butur, karena ternyata keberadaannya bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah.
Kotoran bernilai ekonomis itu, bahkan menjadi salah satu jenis pajangan di stan pameran Dinas Pertanian Butur, pada rangkaian perayaan HUT Butur ke 12, di Lapangan Raja Jin, Kecamatan Kulisusu.
Kadis Pertanian Butur, Sahrun Akri, menuturkan pemamfaatan kotoran sapi yang merupakan bahan baku pembuatan pupuk tersebut, dilakukan oleh kelompok petani yang mendapat bantuan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO), bantuan dari Kementerian Pertanian.
Baca Juga : Pra-TMMD, Kodim 1416/Muna Kebut Pembangunan Masjid Kampung Bajo Butur
Untuk wilayah Butur, UPPO ini berjumlah kurang lebih 10 unit, dan tersebar di beberapa Desa. Antara lain Dampala Jaya Kecamatan Kulisusu Barat, Eelahaji Kecamatan Kulisusu, Waode Angkalo Kecamatan Bonegunu, Soloi Agung Kecamatan Kulisusu Barat dan Desa Matalagi Kecamatan Wakorumba Utara.
“Jadi, UPPO ini memang untuk memproduksi pupuk. Kotorannya (sapi) sudah laku, Ini dipajang dipameran. 10 Kg Rp.15 ribu rupiah, berarti per kilonya Rp. 1.500 rupiah,” ungkap Sahrun Akri, ditemui Jumat (28/6/2019).
Untuk pemasaran, lanjut dia, tidak terlalu sulit. Hasil olahannya bisa dijual langsung ke petani yang ada di sekitar pengelola UPPO.
Ia menambahkan, saat ini daerah yang mengembangkan pertanian organik itu, telah tersedia laboratorium mini (mini lab) MA 11, hasil kerjasama antara Pemda Butur dan Bank Indonesia Perwakilan Sultra. Mini lab itu menghasilkan produksi Pupuk organik MA 11 yang mengandung mikroba alfaafa yang diproduksi oleh kelompok petani di Desa Dampala Jaya.
“Jadi, tehnologi MA 11 ini paling cepat. Biasanya kita membuat pupuk kompos membutuhkan waktu 1 sampai 2 minggu, sekarang ini hanya 24 jam, jadi. Kotoran sapi, dicampur rumput, jerami, dicacah atau dihancurkan, lalu dikasi MA 11, kemudian difermentasi. Satu hari satu malam, jadi,” urainya. (b)