ZONASULTRA.COM, BURANGA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat sebanyak delapan ibu hamil di daerah itu terserang penyakit hepatitis B. Delapan warga ini dijumpai di dua puskesmas, yakni Puskesmas Waodeburi Kecamatan Kulisusu Utara enam orang, dan Puskesmas Labaraga Kecamatan Wakorumba Utara dua orang.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Butur, Herniwati menuturkan, jumlah tersebut sudah sangat memprihatinkan. Untuk kasus di Puskesmas Waodeburi, angkanya sudah termasuk dalam kategori luar biasa.
Dia menjelaskan, delapan ibu hamil ini diketahui terinveksi hepatitis B setelah melalui proses skrining kesehatan di puskesmas setempat.
“Satu puskesmas itu sudah enam orang. Angka yang sangat tinggi. Jadi enam orang itu sudah masuk kejadian luar biasa (KLB),” tutur Herniwati di sela-sela acara sosialisasi dan deteksi dini penyakit hepatitis B di Kantor Kecamatan Kulisusu, Senin (29/7/2019).
Baca Juga : Bupati Butur Luncurkan Bibit Unggul Rumput Laut Jenis Terbaru
“Itu yang baru diskrining yang ketahuan, yang belum diskrining bagaimana?” kata dia.
Proses skrining, lanjutnya, memang perlu dilakukan, terlebih bagi ibu hamil. Hal ini dimaksudkan agar bisa dicegah lebih dini terhadap bayi di dalam kandungan. Jika itu tidak dilakukan, penyakit yang dialami sang ibu bisa menular ke bayi yang akan dilahirkan.
Terkait dengan obat, pihaknya sudah menyiapkan. Namun saat ini, vaksin yang tersedia baru untuk bayi atau ibu hamil. Itu pun pemberian vaksinnya harus dilakukan setelah sang bayi dilahirkan kurang dari tujuh jam.
“Obat ada. Jadi, yang sudah terjaring, yang posisif, kita sudah siapkan vaksinnya. Yang kita siapkan vaksin hanya untuk bayi. Kurang dari tujuh jam bayi lahir, kita harus suntik vaksin, tapi kalau sudah lewat, sudah tertular,” terangnya.
Selain untuk bayi atau ibu hamil, dinkes setempat belum punya persediaan vaksin. Sehingga, kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan, dirangkaikan dengan pemeriksaan dini hepatitis B. Jika ditemukan ada warga yang terserang hepatitis B di luar ibu hamil, akan dicatat sebagai dasar penyusunan pengadaan vaskin.
Baca Juga : Distribusi Penempatan Guru di Butur Belum Merata
“Untuk sementara dirujuk dulu ke Kendari atau Raha,” katanya.
Herniwati lebih lanjut menjelaskan, hepatitis B ini adalah salah satu penyakit yang bisa menular. Cara penularnnya pun beragam, mulai dari hubungan seks hingga berganti sikat gigi, khususnya bagi mereka yang kerap mengeluarkan darah pada gusi saat menyikat gigi, lalu sikatnya digunakan lagi orang lain.
Bupati Butur, Abu Hasan, mengatakan, deteksi dini penyakit memang perlu dilakukan, termasuk hepatitis B. Ia menyarankan, pemeriksaan kesehatan sedapat mungkin dilakukan, paling tidak sekali setahun, atau enam bulan sekali.
“Sedini mungkin kita deteksi penyakit,” kata Abu Hasan saat membawakan sambutan di acara sosialisasi, yang dihadiri ratusan masyarakat dan unsur pemerintah kecamatan, desa, dan kelurahan lingkup Kecamatan Kulisusu, Senin (29/7/2019).
Ia mengaku menyambut baik acara sosialisasi itu. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat besar manfaatnya karena penyakit hepatitis B merupakan salah satu penyakit yang mengintai siapa saja, termasuk ibu hamil.
Ia berharap kesadaran melakukan deteksi dini penyakit semakin meningkat selepas sosialisasi itu. Sehingga angka masyarakat yang terserang penyakit hepatitis B di daerah otoritasnya bisa terus ditekan.
“Sosialisasi ini sangat penting dan akan sangat bermakna bagi semua lapisan masyarakat,” ungkap Abu Hasan. (a)