Era MEA Datang, Bagaimana Nasib Bahasa Daerah?

Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dipenghujung tahun 2015 yang berlaku secara global, masyarakat Indonesia dituntut untuk dapat menguasai bahasa asing.

ZONASULTRA.COM,KENDARI– Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dipenghujung tahun 2015 yang berlaku secara global, masyarakat Indonesia dituntut untuk dapat menguasai bahasa asing.

Lalu bagaimana nasib bahasa daerah yang jumlah ribuan? Gol A Gong, salah seorang sastrawan yang juga penulis best seller Indonesia yang berjudul “Air Mata Kopi” ini memberikan pendapatnya. Menurut dia, dampak berlakukan MEA di Indoensia tak akan memberikan dampak terhadap kelestarian bahasa daerah.

“Ketika kita masuk dunia global, resiko itu kita harus hadapi, tapi kalau sampai bahasa daerah hilang saya tidak yakin, karena bahasa daerah masih tumbuh di daerah,” kata Gola A Gong disela-sela acara Gerakan Kendari Menulis, di Kantor Bahasa Sultra, Sabtu(19/12/2015).

Ia mengungkapkan, bahasa daerah bisa dikembangkan dalam keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan kecil dalam sebuah masyarakat dimana setiap hari kita berkomunikasi.

“Keanakeragaman suku di Kota Kendari begitu menarik dimana ada suku Jawa, Bugis, Muna, Tolaki dan lain sebagainya kita harus tetap memberikan ruang kepada mereka untuk berbahasa daerah sebagai salah satu wujud melestarikan bahasa daerah,” ujarnya.

Ia berharap kedepannya kantor Bahasa sebagai badan representatif pemerintah harus mengadakan lomba-lomba bahasa daerah.

 

Penulis : Ilham Surahmin
Editor : Rustam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini