ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) melaksanakan semiloka untuk membahas pengoptimalan aspal Buton di salah satu hotel di Kota Kendari, Rabu (4/10/2017).
Ketua LPJK Sultra Buhardiman mengatakan, kegiatan semiloka ini melibatkan beberapa pihak seperti Balitbang, asosiasi perusahaan serta dinas PU kabupaten dan kota se-Sultra. Kegiatan ini bertujuan membangun persepsi yang sama dalam hal pengembangan aspal Buton di Sultra.
Dikatakan Buhardiman, meski aspal Buton merupakan hasil bumi dari Sultra, tetapi pemanfaatanya belum juga maksimal. Terlebih lagi adanya Perda Nomor 2 tahun 2016 tentang Pemanfaatan Aspal Buton di Sultra. Dengan adanya payung hukum ini sudah bisa menjadi dasar untuk seluruh stake holder menyatukan persepsi.
“Perda Nomor 2 Tahun 2016 ini sudah satu tahun dibuat, tetapi kenyataanya masih banyak ruas-ruas jalan kita yang notabene hampir 50 persen jalan di Sultra belum diaspal. Kondisi ini tentunya sangat ironis, sebab kita merupakan penghasil aspal,” kata Buhardiman.
Pemanfaatan aspal Buton juga dinilai masih sangat minim dan ada kecenderungan kabupaten dan kota di Sultra lebih percaya menggunakan aspal minyak yang bukan asli Sultra ketimbang menggunakan aspal yang berasal dari daerah sendiri.
“Jadi dengan semiloka ini, bisa dibahas dan disatukan persepsinya apa yang menjadi permasalahan sehingga bisa dicarikan solusi yang tepat,” ujar Buhardiman.
Sementara Sekretaris Daerah Sultra Lukman Abunawas dalam sambutannya menghimbau seluruh kabupaten dan kota untuk mengoptimalkan pemanfaatan aspal Buton sebagai bahan pengerasan jalan. Sebab, kualitas aspal Buton tidak kalah dari aspal yang dihasilkan daerah lain.
“Berdasarkan data Balitbang potensi alam aspal Buton mencapai cadangan deposit 662,9 juta ton. Hal tersebut dapat setara dengan 170 juta ton bitumen aspal minyak. Jadi jika kebutuhan aspal nasional rata-rata 1,5 juta ton setiap tahunnya, maka diprediksi aspal Buton bisa memenuhi kebutuhan aspal nasional selama kurang lebih 100 tahun,” ungkap Lukman. (B)
Reporter: M Rasman Saputra
Editor: Jumriati
