Peran mahasiswa dalam dunia politik di Indonesia memiliki andil yang besar selerti saat ini yang ada di kota tercinta kita “kota kendari” Bertakwa . Gerakan moral politik dan pembaruan sistem lama yang buruk ke sistem yang lebih baik adalah wujud peran mahasiswa.
Peristiwa-peristiwa besar di Indonesia seperti Pergerakan Budi Utomo, Sumpah Pemuda, Peristiwa Trisakti dan lainnya digerakkan oleh pemuda atau mahasiswa. Sejarah telah membuktikan bahwa mahasiswa atau pemuda merupakan penggerak utama denyut nadi revolusi suatu bangsa di manapun, tak terkecuali Indonesia.
Gerakan mahasiswa saat ini diwujudkan dalam menanggapi setiap upaya depolitisasi yang dilakukan Pemerintah/Penguasa. Terutama, ketika maraknya Korupsi, ketidakadilan, ketimpangan, pembodohan, dan penindasan terhadap hak-hak rakyat. Mahasiswa beperan sebagai perpanjang aspirasi rakyat, gerakan mahasiswa lebih banyak mengacu pada panggilan nurani atas kepeduliannya terhadap lingkungannya serta agar dapat berbuat lebih banyak bagi perbaikan kualitas hidup bangsa.
Jadi, gerakan yang dilakukan mahasiswa berupa koreksi atau kontrol atas kejadian politik yang melenceng dan merugikan rakyat.
Dewasa ini kesadaran berpolitik mahasiswa mulai memudar. Hal itu terjadi kerena kultur modernisasi dan globalisasi yang cenderung mengikis idealisme dan kesadaran berbengsa dan bernegara. Mahasiswa perlu memiliki kesadaran politik dan kepedulian terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat di sekitarnya. Aktivitas pergerakan mahasiswa seperti demonstrasi dan aksi unjuk rasa yang notabene sebagai sarana komunikasi politik dalam bentuk lisan maupun tulisan kini lebih ke arah kekerasan dan tidak menonjolkan inti dari aspirasi yang disampaikan bahkan kadang mementingkan kepentingan pribadi, kelompok dan golongan tertentu.
Kehidupan politik mahasiswa dapat dicontohkan dalam dunia organisasi kemahasiswaan. Dalam dunia organisasi, mahasiswa dapat berlatih untuk berpolitik dan berperan secara langsung. Dalam dunia organisasi mahasiswa bisa tau kejadian-kejadian politik di lingkungannya masing-masing, tau bagaimana cara berkomunikasi dan berargumen dengan baik dan benar di depan umum, tau bagaimana cara menyampaikan pendapat, gagasan muapun aspirasi. Hal-hal tersebut yang nantinya dapat berguna untuk kehidupan berpolitik dan bermasyarakat. Namun minat dan antusiasme mahasiswa untuk masuk dalam dunia organisasi mulai rendah, berbagai alasan muncul mulai dari kesibukan di luar perkuliahan yang tidak memungkinkan untuk ikut organisasi maupun kesadaran poltitk dan sikap acuh tak acuh dengan dunia politik dan organisasi hal tersebut muncul karena kekecewaan akan keadaan politik di Indonesia yang carut marut kasus korupsi yang kian banyak dan tak terkendali. Ketidakberdayaan mahasiswa atau pemuda untuk melakukan perubahan malah membuat sikap acuh terhadap pemerintah. Imbasnya fungsi kontrol terhadap kebijakan yang merugikan rakyat tidak berjalan dengan baik ditambah lagi tanpa kita sadarari perilaku elit politik kita telah berimbas pada dunia akademik mahasiswa. Perjuangan mahasiswa terhadap organisasinya masing-masing hanya untuk kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan.
Dengan kesadaran dan keikhlasan untuk memberdayakan masyarakat dan berusaha menguatkan masyarakat dengan memberikan penyadaran politik dan membangun nalar publik, dengan menanamkan pemahaman atas hak dan kewajiban di dalam berbangsa dan bernegara. Sikap mental demikian yang seharusnya dimiliki bukan hanya mahasiswa akan tetapi para elit politik maupun masyarakat sendiri agar pembagunan nasional dapat terlaksana dengan baik. Perbaikan akhlak dan ilmu pengetahuan di semua pihak harus dilaksanakan karena politik tanpa moralitas dapat menjadi sesuatu yang merugikan untuk semua baik di masa kini maupun masa mendatang dan sebaliknya moralitas tanpa kesadaran berpolitik berbangsa dan bernegara akan menjadikan tatanan hidup tidak berjalan secara optimal. Baik elit politik maupun para mahasiswa wajib mengedepankan etika moral berpolitik apalagi dalam berbangsa dan bernegara.
Kasantunan, kedewasaan, dan keluhuran budi dalam berpolitik merupakan keniscayaan dalam membangun peradaban sebuah bangsa. Bangsa yang beradab bukan bangsa yang memiliki sejarah yang baik akan tetapi memiliki kemampuan untuk menjalankan kehidupannya dengan baik sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya termasuk berpolitik yang baik dan berkonotasi untuk kemajuan bangsa bukan untuk pribadi ataupun golongan tertentu.
Oleh Nurhikmah : Mahasiswa UHO. Fak. Kesehatan Masyarakat
Asal : Kota Raha