ZONASULTRA.COM, KENDARI – Harga telur di sejumlah pasar tradisional di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus melonjak. Sejumlah pedagang mulai dilema dengan kondisi ini.
Harga telur saat ini paling murah berkisar Rp48 ribu hingga Rp50 ribu untuk ukuran kecil, sedangkan untuk ukuran jumbo berkisar Rp53 ribu hingga Rp58 ribu.
Fajar (20), pedagang Pasar Korem Kendari mengaku dilema dengan kondisi tersebut. Satu sisi ingin menaikan harga lebih mahal untuk mendapatkan keuntungan. Tapi lain sisi jika dinaikkan, pedagang takut jika telur mereka tidak laku.
“Ya, mau tidak mau kita tidak bisa naikan untuk untung lebih. Jangan sampai tidak laku kita punya jualan,” ungkap Fajar saat ditemui, Kamis (19/7/2018).
Fajar sendiri mendatangkan telur dari Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan harga beli saat ini Rp48 ribu. Dalam keadaan normal harga telur paling murah Rp40 ribu hingga Rp45 ribu paling mahal.
Keuntungan dalam kondisi normal, untuk satu rak pedagang mendapatkan Rp5.000. Tapi akibat melonjaknya harga telur ini, pedagang hanya meraup keutungan dalam serak Rp1.000 hingga Rp2.000.
Pedagang lain di Pasar Basah Mandonga Muhammad Nasir (41) juga menjualkan telurnya dengan harga terendah Rp48 ribu dan Rp58 ribu paling mahal.
(Baca Juga : Harga Telur Sering Inflasi, Pemkot Kendari Dorong Masyarakat Kembangkan Peternakan Unggas)
Dikatakan Nasir, sejumlah pelanggannya mengeluh dengan naiknya harga telur terutama mereka yang berdagang kuliner.
“Misalnya itu Pendowo mas, mengeluh juga mereka lihat harga telur begini. Saya mau kasih mahal susah juga mas, takutnya mereka beli tempat lain,” ungkap Nasir.
Nasir sendiri mengambil telur dari Pinrang, Sulsel. Dalam sebulan ia biasanya memesan ratusan rak untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Keduanya mengakui, jika kenaikan telur sudah mulai dirasakan saat menjelang lebaran, usai lebaran, hingga saat ini. Mulai dari Rp43 hingga tembus Rp58 ribu, sehingga kenaikanya bertahap. (B)