ZONASULTRA.COM – Kehadiran Google dan ponsel pintar yang mampu memudahkan kegiatan manusia ternyata memiliki dampak buruk. Keduanya membuat masyarakat di Inggris ‘hilang ingatan’.
Sebuah studi dari Kasperksy Lab mengungkapkan pengaruh ponsel pintar dan Google yang senantiasa selalu siap 24 jam mengerahkan informasi tentang hal apa saja tanpa dipertahankan sebagai memori oleh para pengguna.
Diberi nama istilah “digital amnesia”, ‘penyakit’ ini sedang dialami oleh masyarakat Inggris.
Dari responden yang berusia 16 hingga 24 tahun, mereka menyatakan telah bergantung pada ponsel pintar mereka dalam segal hal yang sekiranya perlu betul-betul diingat. Contohnya, mereka menyimpan informasi kontak orang lain dan rincian penting lainnya hanya di perangkat digital mereka saja.
Sementara ada sebanyak 71 persen orang dewasa yang tidak bisa mengingat nomor telepon anak-anak mereka karena terlalu mengandalkan ponsel pintar.
“Kita perlu paham terhadap implikasi jangka panjang mengenai cara kita mengingat sesuatu dan bagaimana kita melindungi ingatan tersebut,” ujar Principal Security Research Kaspersky Lab, David Emm, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (5/7/2015).
Ia menyambung, “kehadiran ponsel pintar dan mesin pencari Google yang tak butuh banyak usaha untuk diakses, adalah akar dari kebiasaan manusia dalam mencari dan menyimpan informasi. Saking praktisnya, maka kita merasa tak lagi penting untuk mengingat itu semua.”
Dokter Kathryn Mills dari UCL Institute of Cognitive Neuroscience mengibaratkan akses internet seperti listrik dan air yang mengalir di kehidupan manusia.
“Lupa akan sesuatu tentu bukan hal buruk. Manusia adalah makhluk adaptif dan kita tidak bisa mengingat semua hal. Namun, lupa bakal berujung bahaya apabila menyangkut hilangnya informasi yang seharusnya diingat,” terang Mills.
Adapun studi dari Microsoft yang menunjukan rentang waktu perhatian dari manusia telah merosot dari 12 detik menjadi delapan detik pada tahun 2000 silam di mana revolusi mobile dimulai.
Sebuah riset yang dibuat pada 2012 lalu juga menunjukan banyak pihak sekolah yang khawatir apabila rentang waktu perhatian para murid menjadi semakin singkat karena lebih gemar menghabiskan waktu di ranah online. (***)