Honor Pemateri Seminar Kebudayaan di Butur Belum Dibayar

Nurlin Muhamad
Nurlin Muhamad

ZONASULTRA.COM, BURANGA – Upaya Pemerintah Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan terus dilakukan. Salah satunya dengan penyelenggaraan festival kebudayaan (Bharata Kulisusu) pada 16-19 Agustus 2018.

Beragam acara digelar. Mulai dari prosesi kabhengka (sunatan massal) yang menjadi inti kegiatan, hingga seminar kebudayaan yang menghadirkan tiga pemateri. Ketiganya yakni Prof La Niampe, La Ode Karlan, dan Nurlin.

Sayangnya, acara yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Butur itu masih menyisakan keluhan.

Nulin, narasumber yang menyajikan topik “Identitas, Kuasa, dan Sejarah” (membaca lanskap budaya orang Kulisusu dalam perspektif antropologi), mengaku kecewa terhadap penyelenggara. Hingga kini, honornya sebagai pemateri tak kunjung dibayarkan.

“Honor saya belum dibayarkan,” ungkap Nurlin pada zonasultra.id baru-baru ini.

Menurutnya, kegiatan yang diselengarakan oleh pemerintah daerah itu tentu sudah menyediakan anggaran untuk honorarium pemateri dalam seminar. Meski, tak ada pembicaraan awal terkait honorarium ini, lanjutnya, penyelenggara mesti sudah membayarkan sesaat setelah kegiatan selesai.

“Kita tidak dijanji berapa. Kita juga tidak mengharap itu (honor). Hanya disampaikan ada. Sesaat setelah materi berakhir, saat itu kita juga menandatangani daftar hadir. Jika pemda profesional, honorarium pemateri itu dibayar setelah acara selesai, tanpa membedakan pemateri lokal dan yang diundang dari luar daerah. Jika ada pembedaan, berarti ada ketidakadilan perlakuan. Dan ini menjadi poin utama saya, dalam persoalan ini,” katanya.

Nurlin, yang juga eks tenaga honorer di Disparbud Butur itu tak menampik jika dirinya punya kedekatan pribadi dengan pihak penyelenggara seminar. Namun, kata dia, profesionalismenya sebagai pemateri, tidak boleh dikesampingkan.

“Perlakuannya itu. Kita seolah dipandang enteng. Artinya you bisa diaturlah di belakang,” beber Nurlin.

Ia berharap, kejadian serupa tak terulang lagi. “Intinya profesional,” tandas penulis buku ‘Menyingkap Tabir Kuasa di Tanah Buton: Orang Kulisusu, Identitas, dan Kekuasaan, ini.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Disparbud Butur Harlin Hari mengaku pihaknya telah memberi sejumlah uang kepada para narasumber. Namun kata dia, itu merupakan biaya transpor. Sedangkan untuk honorarium pemateri, belum dapat diberikan karena masih dalam proses pencairan.

“Bukan honor yang kami sudah bayarkan tapi transport. Kalau honor harus nontunai lewat rekening dan itu melalui mekanisme, di-SPJ kan. Dan itu lagi diproses pencairannya. Jadi Nurlin juga sudah dikasi transpor (lokal),” kata Harlin melalui layanan WhatsApp, Kamis (6/9/2018). (B)

 


Reporter: Irsan Rano
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini