ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kabupaten Buton Utara (Butur) memiliki hutan mangrove (bakau) terluas di Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni mencapai 16 ribu hektar. Potensi hutan tersebut belum dimanfaatkan baik dari segi ekonomi maupun pariwisata.
Bupati Buton Utara (Butur) Abu Hasan mengatakan, potensi hutan mangrove Butur sudah diteliti oleh guru besar Universitas Halu Oleo (UHO) Prof. La Sara. Hasil penelitian itu akan segera dipresentasikan di Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.
“Dia sudah meneliti dan menemukan beberapa biota di dalamnya, bukan hanya kepiting tapi ada potensi ekonomi lainnya. Biasanya di Kementrian itu, kalau potensinya menarik maka akan dikembangkan untuk melestarikan mangrove dan membudidayakan apa yang ada di dalamnya,” kata bupati Butur di Kendari, Rabu (7/9/2016).
Sejauh ini lahan seluas 16 ribu hektar tersebut masih tergolong lahan tidur dan berkembang alami sejak dahulu kala. Lanjut Abu, tahun depan pemerintah daerah berencana membuat budidaya kepiting bakau di lahan tersebut. Selain itu, dari sektor wisata rencananya akan dibangung taman mangrove (Tracking Mangrove).
Mengenai kelestarian hutan mangrove Butur hingga saat ini masih terjaga dengan baik karena warga yang biasanya menebang pohon mangrove sudah dilarang. Sudah ada peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan hutan mangrove.
“Dulu biasanya ditebang untuk jadi kayu bakar dan lain sebgainya. Tapi sekarang tidak lagi,” ujar Abu. (A)
Reporter : Muhammad Taslim
Editor : Kiki