ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Indonesia memiliki peluang besar menjadi kiblat fashion muslim dunia. Hal ini tidak lepas dari jumlah populasi muslim yang besar di Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga memiliki ragam konten lokal yang dapat dipadupadankan dengan pola desain fashion muslim sehingga akan memberikan ciri yang kuat dalam industri fashion muslim dunia. Hal ini tentunya akan menambah destination brand bagi yang ujungnya dapat menunjang pariwisata Indonesia.
Untuk itu Kementerian Pariwisata selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat mengusung visi tersebut. Salah satunya Indonesia Modest Fashion Week (IMFW) 2017 yang akan berlangsung pada 12 hingga 15 Oktober mendatang di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta.
Ajang yang diinisiasi Indonesia Modest Fashion Designer (IMFD) ini akan menjadi sarana mempromosikan karya para desainer modest fashion Indonesia ke pentas dunia sekaligus mendukung pariwisata yang tahun ini menargetkan 15 juta kunjungan wisatawan mancanegara dan 265 juta pergerakan wisatawan nusantara di Tanah Air.
“Ini merupakan salah satu upaya kami dalam mendorong teman-teman baik industri, private dan juga asosiasi untuk mencapai tujuan itu (Kiblat Fashion Muslim Dunia). Bahwa mereka yang memiliki aktivitas dan kita mendorong dan mempromosikannya dengan baik,” ujar Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti usai peluncuran IMFD 2017, Senin (9/10) siang di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Menurut Esthy, fashion dan pariwisata merupakan bagian penting dari industri kreatif. Fashion menjadi magnet pariwisata Indonesia yang kuat serta memberikan kontribusi yang besar bagi sektor pariwisata. Selain kuliner dan souvenir.
“Sebagian besar pengeluaran wisatawan dibelanjakan untuk ketiga produk ini selain akomodasi hotel dan transportasi,” kata Esthy.
(Baca Juga : Kemenpar Gelar Workshop Penyelarasan Kemitraan Program Co-Branding di Bandung)
Dengan jumlah dan potensi yang besar tersebut, lanjut Esthy, Indonesia harus dapat memainkan perannya dengan baik. Jangan sampai Indonesia justru menjadi pangsa pasar dari fashion muslim dunia.
“Tapi sebaliknya. Ini menjadi peluang bisnis yang luar biasa yang kalau tidak kita tangkap kita hanya akan menjadi pasar,” kata Esthy.
Untuk itu ia mendorong para fashion designer, khususnya modest fashion, untuk dapat memaksimalkan konten-konten lokal yang dimiliki Indonesia. Seperti diketahui, nature and cultural resouces di Indonesia masuk ke dalam urutan 20 besar dunia.
“Harus memasukkan konten lokal. Karena itu memang menjadi ciri kita. Baik tentun, batik, atau kita punta mutiara dan batu-batuan, semua itu bisa menjadi kombinasi,” ujarnya.
Ia pun mengajak para asoasiasi, kementerian/lembaga lain untuk dapat bersama-sama mencapai hal tersebut dengan berbagai kegiatan.
“Kita di pariwisata sangat memanfaatkan ini untuk menjadi daya tarik untuk wisatawan. Sehingga destination brand kita menjadi lebih kaya, sebagai kiblat fashion muslim dunia,” ujar Esthy.
Project Director IMFW 2017, Jeny Tjahyawati mengatakan, perkembangan fashion yang sangat pesat belakangan ini menjadi daya tarik tersendiri khususnya pada modest fashion yang memberikan inspirasi fashion kepada para pecinta mode secara global.
“Daya tarik ini bisa saling bersinergi mengingat fashion dapat menjadi bagian menarik yang dapat ditawarkan ke sektor lain, yakni industri pariwisata,” ujar Jeny.
Sehingga keduanya bisa saling berkolaborasi untyuk mempromosikan Indonesia dan memperlihatkan potensi fashion Indonesia yang pada akhirnya turut mendongkrak kunjungan wisatawan.
Ia pun mengakui bahwa konten lokal akan menjadi pembeda dan kekuatan utama yang dapat menjadikan Indonesia sebagai kiblat fashion muslim dunia.
“Kreativitas desainer Indonesia begitu mumpuni dan memiliki daya saing global dalam karya-karya apik mereka. Dengan sentuhan material lokal yang kerap digunakan para desainer Tanah Air, tentunya menjadi daya tarik tersendiri tidak saja bagi modest fashion tetapi juga promosi efektif bagi Indonesia di kancah dunia,” kata Jeny.
IMFW 2017 akan menghadirkan 150 booth dan para wirausaha muda bertalenta serta 60 karya dari para desainer Tanah Air dan mancanegara.
“IMFW menjadi sebuah wadah bagi para pelaku modest fashion untuk secara luas turut mengagungkan kreatifitas melalui karya mereka. IMFW akan menjadi platform modest fashion untuk memperlihatkan adu kreasi dari para pelaku desainer serta keragaman karya desainer modest fashion kelas dunia,” ujar Jeny.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi bakal terselenggaranya Indonesia Modest Fashion Week 2017 yang pada dua tahun kemarin menggunakan nama “Indonesia Islamic Fesyen & Produk (IIFP)”. Ia bersama presiden adalah orang-orang yang yakin bahwa ekonomi kreatif termasuk pariwisata di dalamnya akan menjadi koor ekonomi bangsa.
“Fashion merupakan bagian dari industri kreatif. Sehingga akan memiliki dampak dan saling menunjang dengan pariwisata,” ujar Menpar Arief Yahya.
Terlebih dengan semangat Indonesia Incorporated yang tinggi dari masing-masing Kementerian/Lembaga terkait dalam mewujudkan visi tersebut.
“Bekraf misalnya dengan program inkubasi, kementerian perdagangan, dan lainnya. Dengan semangat ini, tentunya visi Indonesia menjadi kiblat fashion muslim dunia pada 2020 akan tercapai. Bahkan tidak mustahil akan lebih cepat,” ujar Arief Yahya. (*)