ZONASULTRA.COM, LANGARA– Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) memprioritaskan penanganan krisis air bersih di kelurahan Langara Laut Raya, Kecamatan Wawonii Barat.
Kepala bidang Cipta Karya Konkep, Laode Izar Jana Zubairi melalui staf tekhnis sarana dan prasarana penyedia air minum Konkep, Sunarmin Haryanto menuturkan bahwa sejak tahun 2019 dan 2020 awal, kebutuhan dasar itu seringkali dikeluhkan warga. “Banyak keluhan tentang air bersih ini adalah Langara Laut, apalagi bagian ujung. Setelah kami telusuri, ternyata masalahnya ada di bagian jaringan,” ujar dia dikonfirmasi, Kamis (25/02/ 2021) di Langara.
Saat ini, pihaknya telah menyiapkan pengadaan jaringan baru dengan merencanakan jenis pipa yang tidak berkarat dan elastis atau pipa HDPE. “Menjadi acuan setelah studi banding di Buton dan Buton Selatan. Pengalaman kemarin, hampir sebagian besar pipa ini tidak ditanam karena peruntukannya untuk di medan keras dan bahannya pun karet,” kata Sunarmin.
Untuk keluhan warga beberapa waktu lalu yang mempersoalkan tentang pencangkokan yang diduga menjadi sebab merosotnya kebutuhan air bersih, lanjutnya, tidak memiliki keterkaitan. Aliran air di poros pelabuhan tidak memiliki keterkaitan karena jaringan tersebut bersumber dari PDAM. Sementara jaringan yang disebut pencangkokkan bersumber dari mata air di desa Mata Baho bagian bawah.
Baca Juga :
Puluhan KK di Wawonii Krisis Air Bersih
“Ingin kami permaklumkan bahwa sesungguhnya tidak ada hubungan pengambilan air antara sumber air PDAM lama dan sumber air yang menuju ke bajo karna secara pengambilan sumbernya berbeda,”imbuhnya.
Pencangkokkan itu, sebenarnya sudah terencana dalam master plan, khusus untuk melayani bagian Langara Laut Raya, yakni 1 kelurahan dan 4 desa di wilayah itu. Selanjutnya, untuk volume kegiatan bentangan pipa depan SMP poros pelabuhan, terkonfirmasi bahwa di dalam gambar rencana itu belum masuk untuk skema jaringan perpipaan tahun 2020 lalu.
Bentangan pipa tersebut hanya dikoneksikan di ujung pelabuhan perhubungan untuk saling menyuntik. Hal itu juga sesuai arahan bahwa jaringan perpipaan itu diharapkan terkoneksi dalam satu sistem jaringan. Jaringan lama maupun baru itu, kata dia, diharapkan ke depannya terkoneksi dalam satu jaringan, sehingga air yang melayani langara raya keseluruhan itu berada dalam satu jaringan dan tidak terbuang.
“Aliran air ini nantinya hanya terlingkar dalam satu sistem jaringan langara raya, Dari situlah kami berkesimpulan bahwa di jalur poros SMP ke pelabuhan ini sudah sulit untuk perbaikan, kemudian masih relatif bagus aliran airnya pada saat itu,” terangnya.
“Dalam RAB jelas hitungannya sepanjang 1 kilometer untuk pipa 4 inci dan 2 inci, namun kita menyesuaikan medan dengan menambah volume. Ini juga untuk memudahkan pendeteksian kendala jaringan yang memungkinkan,”imbuh dia.
Selain itu, tambah dia, pipa yang tergantung juga kerap menjadi persoalan di pemukiman Bajo, akibat medan yang dilalui bentangan tersebut membuat pihak ketiga kesusahan. Untuk informasi, pembangunan jaringan bentang pipa air bersih di Langara Laut Raya ini, bersumber dari Dana Alokasi Khusus atau DAK tahun 2020 dengan anggaran sebesar Rp.2.117.453.000,- yang dikerjakan oleh CV. Milanda Jaya. (b)