ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sepuluh tahun yang lalu softball masih dilihat sebagai cabang olahraga yang tidak memiliki potensi untuk berprestasi di Sulawesi Tenggara (Sultra). Olahraga ini hanya dinilai sebagai olahraga yang dijadikan ajang ngumpul bagi anak-anak “gaul” di Kota Kendari sehingga tidak memiliki orientasi untuk meraih prestasi.
Tetapi stigma ini perlahan mulai berubah dengan munculnya sosok Pahri Yamsul, mantan pesoftball Sultra menjadi Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Perserikatan Baseball dan Softball Amatir Seluruh Indonesia (Perbasasi) Sultra.
Sosok satu ini perlahan-lahan merubah sistem pembinaan softball di Sultra dengan mempesiunkan generasi tua yang masih “ingin” bermain Softball dan mulai melakukan pembinaan atlet-atlet muda.
Agar tetap melibatkan para generasi tua dalam pembinaan olahraga softball, oleh Pahri mereka dijadikan penyandang dana bagi pembinaan olahraga softball di Sultra.
Selain mempesiunkan generasi tua, Pahri juga merubah pola pikir para pemain softball Sultra dari yang asal ikut kejuaraan menjadi harus naik podium ketika mengikuti kejuaraan.
Titik balik pembinaan olahraga softball di Sultra sebenarnya terjadi ketika Sultra gagal lolos ke PON XVII di Kalimantan Timur 2008 lalu. Saat itu, tim softball Sultra masih menggunakan jasa pemain-pemain “impor” dari Jawa Barat yang digabung dengan beberapa pemain-pemain muda Sultra.
Pengalaman kegagalan di Pra PON 2007 inilah yang mendasari bahwa pola pembinaan dengan menggunakan pemain luar tidak efektif untuk menunjang pembinaan jangka panjang softball di Sultra.
Karena itu, Pahri merubah pola ini dari sebelumnya menggunakan pemain luar menjadi menggunakan pelatih luar untuk membina atlet Sultra. Alhasil metode ini cukup mumpuni, perlahan tapi pasti para pemain-pemain muda Sultra mulai bermunculan pasca Pra PON 2007 tersebut.
Melihat perkembangan itu, Pahri menyadari bahwa tanpa dukungan dana yang baik akan sulit bagi softball Sultra untuk bersaing di tingkat nasional, karena selain pembinaan atlet, jam terbang bagi para pemain Sultra sangatlah dibutuhkan.
Akhirnya pria yang senantiasa disapa Bos oleh kalangan softball ini berpendapat bahwa para pemain muda Sultra membutuhkan bimbingan pemain-pemain hebat dalam tim. Pahri pun mulai mendatangkan pemain-pemain hebat asal Filiphina untuk mejadi partner pemain muda Sultra dalam kejuaraan nasional maupun internasional.
Pria yang kesehariannya menjadi Kepala Bidang Cipta Karya di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sultra ini masih memiliki satu ambisi yang sangat besar, yaitu mengantarkan tim softball Sultra meraih medali di PON XIX Jawa Barat tahun ini. Untuk merealisasikan targetnya tersebut, ayah tiga orang putri ini telah menyiapkan program latihan yang sangat maksimal.
Dibalik semua itu, maka pantaslah jika Pahri Yamsul bisa dinobatkan sebagai salah satu tokoh olahraga yang mampu membesarkan cabang olahraga yang sebelumnya tidak memiliki prestasi apa-apa menjadi cabang olahraga yang diperhitungkan mampu memberikan prestasi maksimal di PON XIX.
Jangan Cari Uang di Olahraga
Konsep ini mungkin patut dicontoh oleh seluruh pelaku olahraga di Sultra karena hal inilah yang menjadi salah satu faktor pendukung utama keberhasilan pembinaan olahraga softball di Sultra.
Pahri Yamsul sebagai ketua Pengprov Perbasasi Sultra senantiasa mengingatkan kepada seluruh pengurusnya untuk tidak berpikir mendapatkan keuntungan dengan mengurus Softball. Tetapi yang harus dipikirkan adalah bagaimana memberikan uang untuk meningkatkan pembinaan softball.
Pria yang ketika masih aktif sebagai atlet ini selalu lekat dengan nomor punggung 13 beranggapan bahwa organisasi olahraga ini merupakan organisasi pengabdian. Jadi olahraga tidak akan bisa berkembang dengan maksimal jika orientasi mencari hidup di organisasi olahraga.
Softball bisa sedikit memiliki prestasi saat ini tidak lepas dari bagaimana seluruh pengurus softball memiliki orientasi dengan memberikan bantuan pasokan dana guna meningkatkan prestasi.
Kemampuan softball mengikuti event nasional maupun internasional hingga melakukan pemusatan latihan di luar negeri tidak lepas dari konsep bagaimana menghindari mencari uang di cabang olahraga.
Penulis: M. Rasman Saputra
Editor: Jumriati