ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) menargetkan pembangunan Jembatan Teluk Kendari atau Jembatan Bahteramas yang menghubungkan Kota Lama dan Kecamatan Poasia rampung 2019 mendatang.
Melalui akun instagram resmi Kemen PUPR, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini pihak kontraktor tengah bekerja menyelesaikan pengerjaan proyek jembatan sepanjang 1.348 meter tersebut.
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari yang digagas oleh mantan Gubernur Sultra Nur Alam ini terdiri dari beberapa proses pengerjaan yakni pembangunan jembatan layang baru dengan dua jalur, masing-masing memiliki dua lajur dengan median dan trotoar.
Kemudian, proses konstruksi bangunan atas yaitu bentang utama jembatan tipe cable stayed pada jembatan utama dan gelagar pratekan pada jembatan pendekat dan pembangunan jalan pendekat (oprit) pada kedua ujung jembatan.
“Kehadiran infrastruktur jembatan disamping memperlancar arus lalu lintas juga perlu dibuat indah dengan memasukan elemen budaya lokal sehingga bisa menjadi kebanggaan masyarakat dan menambah estetika kota,” jelas Menteri Basuki pada postingan, Kamis (15/3/2018).
Dijelaskan Basuki, Jembatan Teluk Kendari dibangun untuk menunjang sistem jaringan jalan dari Kota Lama di sisi utara menuju Poasia di sisi selatan Teluk Kendari dan sebaliknya.
Di mana dengan adanya konektivitas yang semakin lancar diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.
“Jembatan akan menunjang kegiatan kawasan Pelabuhan Bunkutoko dan pelabuhan Kendari New Port yang nantinya akan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan ke luar Kota Kendari maupun Provinsi Sulawesi Tenggara,” ujarnya.
Kontrak Jembatan Teluk Kendari telah ditandatangani pada 29 November 2015 lalu melalui proses lelang dan seleksi yang ketat. Penyedia jasa terpilih pada pekerjaan ini adalah dua BUMN yaitu PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Nindya dengan nilai kontrak sebesar Rp729 miliar menggunakan APBN murni melalui skema multi years. Adapun waktu pelaksanaannya 1.095 hari kalender dengan waktu pemeliharaan 1.095 hari kalender.
Pada tahun 2016, telah dialokasikan dana APBN sebesar Rp225 miliar yang pada perjalanannya dioptimasi menjadi Rp145 miliar. Dana tersebut difokuskan pada penyelesaian fondasi seluruh jembatan. Pada tahun 2017, pekerjaan fokus pada pilar utama dan pada tahun 2018 akan dikerjakan lantai jembatan utama dan jembatan pendekat.
Dikutip dari Media Indonesia, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Ahmad Cahyadi mengungkapkan saat ini progres pembangunan fisik jembatan telah mencapai 36,3% dan ditargetkan akan rampung dan dapat beroperasi pada September 2019.
“Sudah hampir selesai. Sekarang sedang dilakukan penyambungan, diafragma. Jadi, total progres kita sudah 36,3%. Penyambungan terakhir ditargetkan April 2019 dan akan selasai pada September 2019,” ujar Ahmad. (A)