ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ternyata keterbatasan bukan menjadi halangan untuk menjadi tak terbatas. Nilai inilah yang diyakini oleh Ahmadi, bersama enam orang disabilitas dari Desa Senga, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Pria yang akrab disapa Madi ini, merupakan seorang Guru Bahasa Inggris yang peduli terhadap lingkungan sekitar. Bersama Pertamina Fuel Terminal (FT) Palopo, ia menjadi motor penggerak disabilitas yang ada di kampungnya.
Madi mengisahkan, awalnya ia merasa kasihan melihat keadaan disabilitas yang sering dikucilkan, bahkan mendapat cibiran masyarakat. Ia bersama Comdev Officer Pertamina FT Palopo, Firman kemudian melakukan pendekatan kepada disabilitas dan keluarganya.
Mengajak kelompok ini untuk mengikuti pelatihan kerajinan dan beberapa kegiatan terkait lainnya yang diinisiasi oleh Pertamina. Kata dia, pendekatan yang dilakukan dibantu juga oleh perangkat desa. Hal tersebut, guna menghilangkan rasa trauma atas cibiran masyarakat yang membuat kelompok disabilitas ini merasa minder dan tidak percaya diri.
Jelasnya, pada awal 2019 Pertamina hadir memberikan bantuan pelatihan membuat kerajinan dari limbah batok kelapa. Limbah batok kelapa dan bambu kemudian disulap menjadi beraneka ragam kerajinan bernilai ekonomi, mulai dari asbak, mangkok, dan lain sebagainya.
“Pada masa itu, saya sampai harus menjemput mereka satu per satu ke tempat pelatihan, sekarang mereka dengan sendirinya berangkat ke studio produksi,” jelas Ahmadi melalui siaran pers, Selasa (1/9/2020).
Baca Juga :
Pertamina Bakal Bangun SPBU BBM Satu Harga di Sultra
Dengan adanya pelatihan baik pemasaran maupun pengolahan produk, hanya dalam dua tahun saja produk yang dihasilkan oleh kelompok ini bisa menembus pasar ekspor Jepang dan Eropa. Tentu saja, omzet yang dihasilkan pun tak bernilai sedikit. Kelompok disabilitas ini bisa memperoleh penjualan hingga Rp17 juta per bulan.
Tahun 2020, Pertamina lalu melanjutkan pembinaannya berupa bantuan rumah produk, legalisasi kelompok dan standarisasi produk. Alat produksi yang diberikan dimodifikasi sedemikian rupa menyesuaikan kebutuhan dan kenyamanan para disabilitas ini.
Sementara itu, Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) VII PT Pertamina (Persero), Laode S Mursali, mengatakan bila Pertamina memiliki cita-cita untuk mewujudkan Desa Senga sebagai Desa Ramah Disabilitas pada tahun 2023 mendatang.
“Pertamina, melakukan social mapping di sekitar wilayah operasinya, dengan harapan turut menyelesaikan permasalahan sosial dan menyasar kaum rentan sebagai target Program CSR nya,” jelas Laode.
Kini, Desa Senga bisa berbangga karena memiliki penyandang disabilitas yang produktif dan produk unggulan sesuai visi pemerintah One Village One Product (OVOP). Hal ini juga tak lepas dari kemampuan Ahmadi, untuk membuka jejaring melalui rekan-rekannya yang dahulu berkunjung ke Luwu sebagai turis. (b)
Reporter: Sitti Nurmalasari
Editor: Ilham Surahmin