ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Strategi promosi dan penjualan yang intens dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam menarik minat wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia membuahkan hasil. Sisa tiga bulan di tahun 2017 pun akan dimaksimalkan dengan terus melakukan strategi promosi dan pemasaran dengan melibatkan berbagai pihak terkait.
Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, Profesor I Gde Pitana mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) hasil capaian kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sampai periode Agustus 2017 adalah sebesar 9.245.589.
Jumlah tersebut naik secara signifikan sebesar 25,68 persen dibandingkan dengan capaian tahun 2016. “Kumulatifnya hingga Agustus 2017 mencapai 9,2 juta atau sebesar 108 persen. Angkanya pun terus naik. Sedangkan untuk periode Agustus naik 36,11 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu,” ujar I Gde Pitana.
Pitana menjelaskan, selama ini dalam melakukan promosi dan pemasaran pariwisata dilakukan dengan menggunakan strategi marketing pendekatan Destination, Originasi dan Time (DOT). Sementara untuk promosi dilakukan dengan strategi Branding, Advertising dan Selling (BAS) serta strategi media dengan pendekatan POSE.
“Terutama pada pasar utama di antaranya dengan berpartisipasi pada event pameran pariwisata internasional untuk mempromosikan Wonderful Indonesia,” kata Pitana.
Berdasarkan data hingga Agustus 2017 pula, diketahui capaian kunjungan wisman per pasar masih didominasi wisman dari Tiongkok. Yakni Tiongkok mendominasi kunjungan wisman sebesar 1.428.909 naik sebesar 47,83 persen. Kemudian diikuti pasar Jepang yang naik sebesar 5,59 persen dengan angka mencapai 360.056 wisman.
Begitu juga dengan Australia yang meningkat 1,73 persen dengan angka sebesar 804.912, Malaysia naik 1,15 persen sebesar 786.862 dan Singapura naik 0,62 persen sebesar 945.008.
“Untuk pertumbuhan kedatangan wisman berdasarkan pintu masuk, Bandara Juanda naik paling signifikan sebesar 37,52 persen dibandingkan dengan tahun 2016, diikuti Bandara Ngurah Rai sebesar 36,80 persen, Batam-Kepri sebesar 17,51 persen, dan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) sebesar 4,20 persen,” terang Pitana.
Lebih lanjut Pitana menjelaskan, di tahun 2017 ini Kementerian Pariwisata memang lebih fokus pada kegiatan hard selling. Setelah pada dua tahun terakhir Kemenpar fokus membangun branding Wonderful Indonesia.
“Pada tahun ini kami memang lebih fokus pada kegiatan hardselling dan kerja sama dengan airlines dan wholesalers,” ujar pria yang pernah mengeyam pendidikan di Australia itu.
Berbagai kegiatan di sepanjang sisa tahun 2017 yang akan digenjot Kementerian Pariwisata, untuk pasar Asia Tenggara antara lain ITB Asia yang akan berlangsung pada 25 hingga 27 Oktober 2017. Selain itu ada juga promosi Sail Sabang di Malaysia dan Thailand serta pendukungan pelaksanaan Sail Sabang pada 1 hingga 5 Desember 2017. Untuk pasar Asia Pasifik antara lain promosi Wonderful Indonesia pada Hildiktipari, Shanghai, PWI pada 5th Geopark Meeting, Guizhou.
Selanjutnya, kegiatan yang akan dilaksanakan di pasar Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Amerika antara lain IMEX America, TTG INCONTRI dan promosi paket wisata dalam rangka annual meeting IMF-WB 2018.
Selain itu juga Festival Wonderful Indonesia di Oman, Qatar, Equador dan Europalia, WTM London, DEMA Show, Moscow Halal Expo, dan International Luxury Travel Market di Cannes.
“Kemudian yang telah dirancang dan sudah berjalan adalah menggencarkan aktivitas di Crossborder. Hal ini sejalan dengan semangat Presiden yang melakukan pembangunan dari daerah perbatasan,” ujar Pitana.
Dengan segala kegiatan yang telah dilaksanakan dan akan dilakukan ke depan, Pitana optimistis bahwa target 15 juta wisatawan mancanegara di tahun 2017 akan tercapai.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa target 15 juta wisman di tahun 2017 bukan serta merta target dari seorang Menteri Pariwisata. Melainkan target dari Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah satu leading sector perekonomian nasional.
“Ketika sudah ditetapkan sebagai sektor prioritas, maka kementerian/lembaga lain harus mendukung,” ujar Menpar Arief Yahya.
Kementerian Pariwisata ujar Menpar akan terus memasang berbagai strategi dan mengombinasikannya dengan berbagai kegiatan. “Kenaikan daya saing pariwisata terus meningkat. Dari peringkat 70 di tahun 2013, kemudian meningkat ke peringkat 50 tahun 2016 dan 42 di tahun 2017,” ujar Menpar. (*)