Kenaikan Harga BBM Khusus, Starategi Licik Kapitalisme di Awal Tahun

Kenaikan Harga BBM Khusus, Starategi Licik Kapitalisme di Awal Tahun
Syaifullah Sanggala

OPINI : Kado tahun baru 2017 oleh negeri ini rupanya tak berbuah manis, alih-alih menjadi lebih baik diawal tahun, lagi-lagi rakyat harus menanggung beban dan derita, kenaikan harga BBM yang berlaku mulai kamis (05/01) dengan kenaikan rata-rata setiap produk IDR 300 dengan harga khusus yang berbeda di setiap provinsinya, di sulawesi tenggara harga pertamax IDR 8.650, pertamina dex IDR 10.050, pertalite IDR 7.550 (Pertamina.com, 05 Januari 2017).

Kenaikan Harga BBM Khusus, Starategi Licik Kapitalisme di Awal Tahun
Syaifullah Sanggala

Bersamaan dengan kenaikan harga BBM, cekikan juga datang dari retribusi lain seperti pengurusan STNK dan BKPB, Listrik, dan tentu produk-produk yang menjadi turunan dari naiknya imbas biaya produksi tersebut, sehingga sudah menjadi lumrah di negeri demokrasi ini barang-barang terus meroket akibat kenaikan BBM dan Listrik itu sendiri.

Kenaikan harga BBM Khusus ini tentu efek dari domain pasar global yang semakin besar mencengkram negeri ini, soal ketakutan perusahaan asing yang takut kalah saing soal harga di bagian hilir, soal mengikuti mekanisme pasar bebas, soal perlahan pembiasaan penghapusan subsidi, semuanya itu adalah bagian dari strategi licik kapitalisme yang perlahan namun pasti menjadi qiyadaah (landasan/pondasi) dalam mengatur negeri ini. Mindset dan paradigma kapitalisme sebagai ideologi laten menembus batin-batin penguasa secara sistematis, Sehingga terarah pada kebijakan-kebijakan ekonomi yang berbau liberal kapitalis.

Hanya ada satu mindset fikir yang akan mempengaruhi kebijakan penguasa dinegeri ini, tentu untuk menghentikan dominasi asing dan aseng serta ideologi yang dibawa, mindset fikir itulah yang akan membawa negeri ini ke arah rahmat dalam hal Economic Fiscal Policy maupun moneter economic policy yang memberikan barokah disetiap sudut ruang ekonomi negeri termasuk dalam hal migas baik dari hulu hingga hilir, dan mindset fikir itu adalah islam sebagai ideologi.

 

Oleh : Syaifullah Sanggala

Penulis Merupakan Humas Gema Pembebasan Wilayah Sulawesi Tenggara

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini