Bahkan ketika Dilla tamat dari SMAN 1 Kendari, anggota legislatif dari Partai Golkar ini masih meminta anaknya itu untuk kuliah kedokteran di Kendari saja, namun sekali lagi ia kalah telak dari keing
Bahkan ketika Dilla tamat dari SMAN 1 Kendari, anggota legislatif dari Partai Golkar ini masih meminta anaknya itu untuk kuliah kedokteran di Kendari saja, namun sekali lagi ia kalah telak dari keinginan sang anak yang tak pernah surut.
Saya pernah sarankan agar dia kuliah di Kendari saja. Tetapi dia berdalih buat apa dia sekolah di Kendari jauh-jauh kalau akhirnya kuliahnya juga di Kendari, kenang Samsu sambil tersenyum sumringah.
Lebih lanjut Samsu bercerita, setelah Dilla lulus dari SMAN 1 Kendari ia pun menemani Dilla ke Jawa Timur untuk mendaftarkan anaknya itu di Universitas Brawijaya, namun nasib baik masih belum berpihak. Setelah mengikuti tes Dilla ternyata tidak lulus. Tak berkecil hati, ayah tiga orang anak ini tetap memberikan semangat dengan mendaftarkan Dilla ke Universitas Negeri Malang. Hasilnya Dilla dinyatakan lulus namun bukan di fakultas kedokteran melainkan fakultas ekonomi.
Dia lulus di fakultas ekonomi namun dia tidak puas, kemudian terbuka pendaftaran di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dia mendaftar lagi dan hasilnya masih tidak lulus. Setelah itu kita kembali ke Jakarta untuk mendaftar di Universitas Yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia (Yarsi) yang terletak di Cempaka Putih Jakarta Pusat, disini Dina lulus tes teori tetapi tidak lulus di psikotes. Kebetulan saat itu di Universitas Trisakti masih terbuka pendaftaran, nah kami langsung mendaftar dan akhirnya di sini dia lulus, beber Samsu.
Namun, selang beberapa waktu, Samsu kembali dikagetkan dengan keinginan Dilla untuk kuliah di Tiongkok. Alasan yang dikemukakan sang anak pun terbilang fantastis. Dina ingin kuliah kedokteran di luar negeri karena lebih memiliki banyak tantangan dibandingkan kuliah di dalam negeri, terutama dari segi bahasa yaitu Mandarin dan Inggris.
Dalam perjalanan tiba-tiba dia datang dan mengatakan opa saya ingin kuliah di Cina. Kaget saya, kenapa pemikiran sampai sejauh itu, terlalu banyak tantangannya terutama soal bahasa dan yang kedua apakah kita bisa bersaing dengan mahasiswa dari negara lainnya, kenang Samsu.
Namun diluar dugaannya, ternyata Dilla telah mempersiapkan diri dengan menjalani kursus Mandarin dan Inggris di salah satu tempat kursus di Jakarta. Bahkan, keseriusan Dilla untuk menempuh pendidikan di negeri tirai bambu itu dibuktikan dengan mendatangi kedutaan besar Tiongkok di Indonesia untuk mencari informasi lebih jauh mengenai Capital Medical University Beijing.
Jadi dia mencari peluang masuk ke perguruan tinggi di Tiongkok melalui akses internet, bahkan kedutaan dia datangi untuk mencari kejelasan dari pengumuman tersebut, tutup Samsu.
Di tempat terpisah, wali kelas Dina saat di SMAN 1 Kendari, Zahtiar mengatakan bahwa Dilla memang memiliki prestasi yang baik di sekolah bahkan kemampuannya berbahasa Inggris tidak diragukan lagi. Karena kecerdasannya tersebut Dilla sering didaulat untuk mengikuti ajang lomba debat bahasa Inggris mewakili SMAN 1.
Dilla itu siswa terbaik di kelasnya (Jurusan IPA II), tekun, bertanggiung jawab. Bahkan pemikirannya itu sungguh sangat dewasa dan layak menjadi contoh, jadi kalau dia memilih untuk melanjutkan studinya keluar negeri memang sangat layak, kata Zahtiar. (Evan)