ZONASULTRA.COM, KENDARI – Masih ingatkah Anda dengan kasus dugaan pembunuhan terhadap Herman, seorang mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tewas setelah terkena sabetan parang di dada kirinya, Sabtu (24/5/2015) lalu.
Pagi, Kamis (25/6/2015) di Markas Polres Kendari, petugas kepolisian dari unit reskrim menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan tersebut. Kegiatan ini dipimpin Kapolsek Poasia, AKP Dul Yamin. Polisi menghadirkan tersangka utamanya yaitu Marsidin (43), yang membunuh Herman di lorong Pelangi, Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kendari.
Sebanyak 11 adegan diperagakan tersangka, mulai saat Irmawati, anak Marsidin melaporkan kejadian itu kepada bapaknya jika dirinya telah dilempari Herman dengan puntung rokok. Mendengar hal tersebut, Masidin langsung bergegas mencari korban dengan membawa sebilah parang.
Setelah itu tersangka bertemu Musakir, tetangga kamar korban dan menanyakan keberadaan Herman. Namun Musakir mengaku tidak melihat korban, tidak puas dengan itu tersangka kembali mencari korban hingga kemudian tersangka bertemu dengan Ani dan Kahar, tapi keduanya juga tidak melihat korban.
Korban yang kemudian tidak sengaja berpapasan dengan tersangka, akhirnya bertemu dan sempat berbicang-bincang, Marsidin yang dalam keadaan emosi bertanya kepada korban terkait perlakuannya terhadap anaknya. Bukannya menjawab, korban malah melayangkan tinju ke wajah tersangka. Namun sayangnya, tersangka yang sigap langsung menghindar dan dengan gerakan refleksnya kemudian mengayungkan parang ke arah korban hingga korban terjatuh.
Kapolsek Poasia, AKP Dul Yamin mengatakan, rekonstruksi tersebut bertujuan untuk memperjelas pokok permasalah pembunuhan yang terjadi di lorong pelangi.
“Dari sebelas adegan yang di tampilkan, tidak ada fakta baru yang di temukan. Rokonstruksi berjalan lancar sesuai rencana” tuturnya, Kamis (25/6/2015).
Rekonstruksi itu juga disaksikan anak tersangka, Irmawati. Dia terlihat sedih dan sempat meneteskan air matanya saat melihat orang tuanya memperagakan kejadian itu.
Sebelumnya, korban yang terkena sabetan parang sempat mendatangi salah seorang rekannya dan meminta pertolongan. Kemudian Herman sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bahteramas Kendari. Namun, nyawanya tak tertolong, Herman menghembuskan nafas terakhir di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit tersebut.