Virus corona Covid-19 atau yang sering kita dengar dengan sebutan “coronavirus”, ialah salah satu jenis virus baru yang menginfeksi manusia dan dapat menyerang bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan lansia. Infeksi virus ini telah menggeparakan dunia sejak awal bulan Desember 2019 hingga menjadi pandemi global. Pertama kali Virus ini menular dengan sangat cepatnya menyebar di Negara China dengan kasus terkonfirmasi sebesar 81.416 kasus, 72.440 kasus sembuh, 3.261 kasus kematian. Dan Indonesia mengumumkan kasus pertamanya pada bulan Maret 2020, hingga saat ini kasus terkonfirmasi di Indonesia sebesar 514 kasus, 29 kasus sembuh, 48 kasus kematian. [Sumber Data; Kemenkes RI, 22 Maret 2020]
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Gejala awal terinfekasi coronavirus ditandai dengan demam tinggi, batuk kering, nyeri otot, lemas dan beberapa hari setelahnya merasakan kesulitan bernapas terutama bagi mereka yang berusia lanjut.
Banyak cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah coronavirus dilingkungan tempat tinggal, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi serta rajin berolahraga.
Saat ini, banyak dari masyarakat percaya dengan menggunkan tanaman herbal dapat menangkal berbagai macam bakteri dan virus. Dekan Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Daryono Hadi Tjahjono menjelaskan bahwa kunyit (Curcuma longa L) mengandung senyawa metabolit. Senyawa ini merupakan bahan alam berupa kurkumin yang dilaporkan memiliki potensi terapeutik yang beragam seperti antibiotik, antivirus, antioksidan, antikanker, dan untuk penanganan penyakit Alzheimer. Namun salah satu yang menjadi perhatian saat ini adalah pengaruh kurkumin terhadap penyembuhan Covid-19. Hal ini diketahui sejak terjadi epidemi penyakit SARS pada 2003 silam. [CNNINDONESIA, 2020]
Coronavirus memiliki gelaja yang mirip dengan Flu Burung (H5N1) yaitu salah satu subtipe virus influenza A yang menyebabkan penyakit flu burung, dengan gelaja terjangkit flu biasa yang memiliki gejala seperti deman, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, permasalahan pada pernapasan dan penumonia.
Di Indonesia pertama kali melaporkan terjadinya kasus infeksi H5N1 terhadap manusia adalah pada bulan Juli 2005. Kasus ini menyebabkan kematian seorang anak dari tiga anggota keluarga dengan gejala pneumonia yang tidak jelas. Pada tanggal 31 Oktober 2006, telah terdeteksi sedikitnya 72 orang di Indonesia yang terinfeksi virus flu burung dan termasuk kedalam angka kematian tertinggi pada bulan itu, yaitu sekitar 76,4%. Kasus ini tersebar di sembilan provinsi sejak bulan Juni 2005 hingga Oktober 2006. [Dikutip dari Jurnal Veteriner, Aktivitas Antiviral Minyak Atsiri Jahe Merah terhadap Virus Flu Burung, 2012]
Sekitar 650 kasus dari tahun 2003 hingga Januari 2014 di Indonesia merupakan kasus virus flu burung dan mencapai angka kematian hingga 386 orang tersebar di seluruh Provinsi Indonesia. Sampai saat ini di Indonesia masih sangat rawan terhadap penyebaran virus flu burung. Karena, pada tahun 2016 dilaporkan bahwa adanya positif virus H5N1 terhadap beberapa unggas di 17 kabupaten/kota dari tujuh provinsi. [Dikutip dari Jurnal Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung ; Aktivitas Antivirus Ekstrak Lima Tanaman Rimpang Terhadap Penghambatan Virus Influenza H5n1 Dengan Metode In Vitro, 2016]
Hasil dari Jurnal Penelitian “Aktivitas Antivirus Ekstrak Lima Tanaman Rimpang Terhadap Penghambatan Virus Influenza H5n1 dengan Metode In Vitro” mengungkapkan bahwa manfaat kandungan dari temu giring (Curcuma heyneana), lengkuas (Alpinia galanga), kunyit (Curcuma longa), jahe merah (Zingiber officinale), dan temu ireng (Curcuma aeruginosa), umumnya dapat menghambat pertumbuhan dari virus H5N1 yang gejalanya menyerupai coronavirus.
Diungkapan juga oleh Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), Prof. dr. Chairul Anwar Nidom, meyakini bahwa ramuan tanaman herbal merupakan penangkal ampuh dari coronavirus. Ini didasari keyakinan lantaran memiliki pengalaman ketika Indonesia diserang wabah virus Flu Burung, yang secara klinis dianggap lebih berat lantaran menyebabkan badai sitokin menyebabkan kerusakan paru. [Merdekacom]
Sehingga kandungan dari jamu tradisional baik dikonsumsi untuk anak-anak, remaja, orang dewasa bahkan lansia, yang umumnya berkhasiat baik bagi tubuh dengan takaran yang seimbang. Oleh karena itu, pemanfaatan kunyit, temulawak atau jahe merah sebagai jamu dipercaya meningkatkan imunitas dalam tubuh untuk menangkal bakteri dan virus.
Mari kita bersama-sama menyuarakan ke berbagai lapisan masyarakat bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, dengan mematuhi arahan dari pemerintah setempat untuk tetap dirumah selama wabah pandemic viruscorona melanda Indonesia dan dunia, bahwasanya kita telah mambantu menekan angka penyebaran virus lebih banyak lagi. Tetap sehat untuk sekarang dan nanti.
Oleh : Ermawati Rahim
Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo