ZONASULTRA.COM, KENDARI – Menjadi wasit sepakbola selalu diidentikkan dengan kaum pria. Namun hal ini tidak berlaku bagi Samkarya Nugraha, wasit sepakbola wanita pertama di Indonesia Timur.
Bermodalkan mantan atlet sepakbola tim nasional Indonesia, Samkarya tidak begitu saja meninggalkan olahraga yang membesarkan namanya tersebut. Pensiun menjadi pemain sepakbola putri nasional di tahun 2007 menjadi awal bagi staf Dinas Pemuda dan Olahraga Sulawesi Tenggara (Sultra) ini meniti karir sebagai wasit sepakbola.
Bersaing dengan wasit pria untuk meraih predikat wasit nasional pada 2008 silam di Malang, tidak membuat wanita kelahiran Makassar, 7 Juli 1974 ini patah arang. Terbukti dirinya mampu lulus dalam ujian tersebut dan resmi meraih predikat sebagai wasit nasional.
Setelah meraih predikat wasit nasional sepakbola pada 2008, Samkarya mulai dipercayakan oleh Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Sultra untuk memimpin pertandingan-pertandingan sepakbola sekelas Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) maupun putaran divisi II liga sepakbola di Bumi Anoa.
“Sepakbola ini merupakan bagian dari hidup saya jadi walaupun banyak orang beranggapan perempuan tidak mampu bersaing dengan laki-laki untuk menjadi wasit. Saya tetap optimis mampu menjadi wasit wanita nasional pertama di Sultra,” ujar Samkarya ditemui di Sekretariat KONI Sultra, Jumat (21/4/2017).
Menjadi wasit sepakbola wanita yang harus memimpin pertandingan sepakbola pria menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi dirinya. Dan inilah yang menjadi motivasi anak kedelapan dari sembilan bersaudara ini untuk menunjukkan bahwa perempuan juga bisa menjadi wasit pertandingan yang diikuti oleh pria.
Samkarya mengakui, dirinya sama sekali tidak pernah sungkan mengambil tindakan tegas bagi para pemain yang melakukan pelanggaran keras ketika dirinya memimpin sebuah pertandingan. Dirinya menganggap sebuah keputusan jika sesuai dengan aturan yang berlaku dan diterapkan dengan benar tidak akan mendapatkan protes.
Samkarya beranggapan, bukan saja menjadi seorang atlet bisa menghasilkan prestasi bagi sepakbola di Indonesia, khususnya di Sultra, tetapi menjadi seorang wasit yang memimpin dengan baik akan bisa menghasilkan pesepakbola berprestasi dan memiliki nilai-nilai fair play ketika bertanding.
Anak pasangan M Dg Gadjang dan Siti Salaming ini menilai zaman seperti sekarang ini, sebenarnya menjadi wasit wanita bukan hal yang luar biasa. Sebab di luar negeri sudah banyak wanita yang menjadi wasit sepakbola dan memimpin pertandingan sepakbola pria.
Diakuinya, menjadi seorang wasit sepakbola bukan pekerjaan mudah. Sebab selain pengetahuan tentang pertandingan sepakbola, fisik dari seorang wasit juga menjadi penentu.
Saat ini di Sultra memang baru dirinya yang menjadi wasit sepakbola. Tetapi dirinya sangat optimis ke depan, akan hadir juga wasit sepakbola wanita di Sultra. Samkarya mengakui, keberhasilan dirinya saat ini menjadi wasit nasional wanita pertama di Indonesia Timur tidak lepas dari bimbingan dua seniornya Elvis Basri Ini dan Sugito.
(Baca Juga : Wa Ati, Perempuan Tangguh dari Kabupaten Muna)
Satu hal yang ingin dibuktikan dan telah dibuktikan oleh Samkarya adalah mewujudkan cita-cita Ibu Kartini yang tentunya mensejajarkan dirinya dengan pria. Menjadi wasit sepakbola wanita dan memimpin pertandingan sepakbola pria menjadi bukti bahwa wanita tidak bisa lagi dipandang sebelah mata oleh kaum pria.
“Kalau saya saat ini sudah membuktikan di bidang olahraga bahwa perempuan sudah bisa disejajarkan dengan pria. Tetapi selain saya sudah banyak wanita-wanita hebat yang juga mampu mensejajarkan dirinya dengan pria di bidangnya masing-masing,” ujarnya. (A)
Reporter: M Rasman Saputra
Editor: Jumriati