Nasionalime Pejabat dan Wakil Rakyat Wakatobi Dipertanyakan?

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Sejumlah pejabat daerah Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, tidak hadir dalam rapat istimewa DPRD setempat guna mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, jelang hari kemedekaan RI ke-70, Jumat (14/8/2015) di ruang rapat anggota DPRD.

Tak hanya itu, dua unsur pimpinan juga tidak nampak. Bahkan, rapat paripurna istimewa itu hanya dihadiri 12 orang wakil rakyat. Tiga pejabat penting daerah surga bawah laut itu yakni bupati, wakil serta sekretaris daerah Wakatobi juga tidak hadir. Akibatnya, beberapa anggota dewan dari fraksi PAN memilih keluar dari ruangan sidang.

Menurut anggota dewan dari fraksi PAN, La India penyebab absennya anggota DPRD akibat tidak jelasnya waktu rapat. Dia pun menuding pihak sekretariat DPRD tidak menyebarkan undangan ke semua anggota.

“Bagaimana kita mau hadir, undangan tidak ada. Saya telpon katanya nanti jam 11 padahal ini hari Jumat,” protesnya.

Sekretaris Dewan DPRD Wakatobi, Hariadin menjelaskan, bahwa undangan khusus anggota DPRD sudah dilayangkan sejak empat hari sebelum waktu pelaksanaan. Termasuk undangan ke pejabat pemerintah daerah.

Dia melanjutkan, semua undangan yang disebarkan ada daftar nama penerimanya.”Yang menangani undangan itu ada panitianya dan semua ada list-nya, dan mengenai pejabat tidak hadir jangan tanya saya,” tandasnya sambil meninggalkan sejumlah wartawan.

Alasan berbeda diungkapkan Ketua DPRD Wakatobi, Muhammad Ali. Dia mengatakan dalam penyelenggaran rapat ada agenda yang bergeser. Semula kata dia, berdasarkan jadwal pidato kenegaraan seyogyanya diselenggarakan tanggal 16 Agustus tetapi beberapa kegiatan penting yang diselenggarakan secara bersamaan sehingga waktunya dipersempit.

Hanya saja, tambah ketua DPRD dua periode itu, secara teknis jadwal bisa saja dikondisikan, sebab sebelumnya telah ada pemberitahuan resmi mengenai hal itu. Sehingga ia menilai, pernyataan anggota dewan yang kecewa sengaja dibuat.

“Saya pribadi merasa kecewa, sebab ini bukan saja mengikuti pidato presiden tetapi rasa memiliki Indonesia dan sikap nasionalime kita yang harus kita tunjukkan, sehingga dalam penjelasan pengantar tadi, saya jelaskan otonomi daerah harus kita maknai utuh, dan keadaan seperti ini kita buka, agar publik tahu,” terangnya.

Pantauan Zonasultra.com, penyelenggaraan rapat istemewa tersebut terlihat janggal. Pasalnya, saat Asisten II Pemkab Wakatobi, Abdul Latif membacakan pengantar kata mewakili bupati Wakatobi, konsep pidatonya tidak disiapkan. Akibatnya ia terlihat kaku saat tampil di atas podium, hanya kata permohonan maaf serta ucapan selamat dirgahayu Indonesia ke-70 yang disampaikannya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini