Nilai Tukar Petani Sultra Turun, Ini Penyebabnya

Kepala BPS Sultra, Adi Nugroho melalui Kepala Bidang Distribusi Wa Zalima menjelaskan, NTP Sultra mengalami penurunan pada Februari disebabkan dua subsektor yang membangun NTP tersebut mengalami penu

Kepala BPS Sultra, Adi Nugroho melalui Kepala Bidang Distribusi Wa Zalima menjelaskan, NTP Sultra mengalami penurunan pada Februari disebabkan dua subsektor yang membangun NTP tersebut mengalami penurunan. Dua subsector tersebut yakni subsektor holtikultura dan subsektor tanaman perkebunan rakyat masing-masing turun sebesar 0,85 persen dan 1,75 persen.
“NTP subsektor holtikultura mengalami penurunan karena indeks harga yang diterima petani juga mengalami penurunan akibat turunnya indeks harga subkelompok sayur-sayuran dan buah-buahan serta pengaruh turunnya beberapa komoditas seperti petai, nanas, pisang, terung panjang, semangka, kol/kubis, kacang panjang dan kangkung,” jelas Wa Zalima di kantor BPS Sultra, Senin (2/3/2015).
Begitu juga turunnya subsektor tanaman perkebunan rakyat yang dipicu oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebagai dampak dari turunnya beberapa komoditas barang seperti buah aren, lada dan kakao.
Sementara itu subsektor yang tercatat mengalami kenaikan adalah subsektor tanaman pangan sebesar 1,27 persen dari 94,70 pada Januari menjadi 95,90 pada Februari. Begitupun subsektor peternakan naik sebesar 0,51 persen dari 103,94 pada Januari menjadi 104,48 pada Februari. Sedangkan subsektor perikanan naik sebesar 0,71 persen dari 104,24 pada Januari menjadi 104,98 pada Februari.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani. Artinya, semakin tinggi NTP maka semakin kuat pula tingkat daya beli petani. (**Jumriati)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini