Menurut para pedagang, pasar yang terletak di sekitar SMK Perikanan Raha itu terbuat dari material kayu yang rawan terbakar, dinding papan yang jarang sehingga rawan dibobol maling, lods yang tidak l
Menurut para pedagang, pasar yang terletak di sekitar SMK Perikanan Raha itu terbuat dari material kayu yang rawan terbakar, dinding papan yang jarang sehingga rawan dibobol maling, lods yang tidak luas hingga tidak adanya drainase di sekitar pasar yang mengakibatkan jalan pasar becek dan berlumpur.
“Kondisi lodsnya memperhatikan. Kami harus mengeluarkan uang pribadi untuk memperbaiki lodsnya. Bila tidak, rawan kecurian papannya mudah lapuk gampang dicongkel,” kata Kordinator Lapangan Forum Pedagang Bersatu Maskar Munawir, saat menemui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Muna Ahmad Yani, Kamis (5/3/2015).
Selain kondisi lods, para pedagang juga menyoroti penempatan mereka di pasar relokasi yang menelan anggaran hingga Rp. 20 miliar tersebut. Dikatakan, banyak pedagang yang sudah lama berjulan di pasar Laino tidak mendapatkan lods. Sebaliknya ada pedagang yang sama sekali tidak pernah berjualan justru mendapatkan lods.
“Orang yang betul-betul berdagang tidak dapat tempat. Ada yang tidak pernah kita lihat menjual di Laino, tiba-tiba dapat lods, ” ungkap Maskar.
Persoalan pembagian lods juga dikeluhkan para penjual pakaian bekas impor (RB), ikan, buah dan sayur yang biasanya berjualan di pelataran pasar. Mereka juga menuntut agar kebagian jatah lods.
Kadis Perindag Muna Ahmad Yani Biku, mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak terkait keluhan para pedagang tersebut. Sebab, anggaran yang disiapkan pemerintah telah habis untuk membangun 800 lods yang diperuntukkan bagi 800 pedagang yang telah terdata.
Mengenai jalanan pasar yang dikeluhkan becek dan berlumpur, menurut Ahmad Yani bukan kewenangan instansinya melainkan wilayah Dinas PU Muna untuk melakukan pengerasan jalan.
“Semua yang kami lakukan hanya untuk kepentingan pedagang, tidak ada niat kami untuk merugikan para pedagang. Kalau tidak percaya ya silahkan laporkan saja ke penegak hukum, ” tegas Yani.
Berdasarkan data dari Disperindag Muna, awalnya pedagang pasar Laino yang berhasil diidentifikasi berjumlah 747 orang. Belakangan angka ini membengkak hingga 800 orang. Diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah karena saat pendataan banyak pedagang yang tidak berada di tempat.
Para pedagang diberi waktu untuk mengosongkan pasar Laino hingga 7 Maret. (Lily)