ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Agung Sujatmiko menilai koperasi di Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam sektor riil harus dikembangkan.
Agung SujatmikoMenurut Agung, gerakan koperasi di Sultra cukup dinamis. Yang paling banyak berkembang adalah koperasi di sektor fungsional misalnya koperasi pegawai negeri, koperasi karyawan dan sebagainya. Namun koperasi yang kebanyakan milik masyarakat seperti KUD belum berkembang dengan baik.
Di Sultra, lanjut Agung, lebih banyak sektor fungsional yang berkembang dibanding non fungsional.
“Saya pernah kesana dulu itu untuk mendorong dikembangkanya koperasi-koperasi di sektor riil yang menangani kehutanan, perkebunan, kelautan dan sebagainya,” ungkap Agung ditemui usai menjadi pembicara dalam seminar nasional yang bertajuk “Revitalisasi Koperasi di Tengah Masyarakat Ekonomi ASEAN” di Gedung SME Tower, Senin (27/6/2016).
Yang menjadi persoalan berkembangnya koperasi adalah seberapa tinggi dukungan pemerintah daerah. Sulawesi Tenggara, kata Agung, dukungan anggaran dari pemerintahnya masih terbilang kurang dibandingkan dengan Sulawesi Selatan, termasuk anggaran dari dinas koperasinya.
Menurut Agung, menjadi PR tersendiri bagi pemerintah setempat untuk membangkitkan keswadayaan dan kemandirian koperasi berdasarkan potensi yang ada di Sultra.
“Ekpektasi disana sektor-sektor apa saja yang masih dikembangkan sepertinya masih berbasis sumber daya alam,” jelas Ketua Dekopin ini.
Dalam paparannya, Agung menekankan revitalisasi koperasi pada beberapa hal seperti koperasi harus melakukan bisnis fokus, konsolidasi bisnis baik internal maupun ekternal, modernisasi manajemen, kerjasama antar koperasi, serta koperasi menggunakan multistrategi. (B)
Reporter: Rizki Arifiani
Editor: Jumriati