ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Sejumlah penumpang kapal feri rute Pelabuhan Siwa Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) menuju Pelabuhan Tobaku, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan harga tiket yang tidak sesuai. Dua kapal feri yang melayani penumpang yakni KM Kamelia dan KM Merak.
Salah seorang penumpang KM Camelia, Sanusi (40) mengatakan, sudah berapa kali menemukan kejanggalan saat membeli tiket di Pelabuhan Siwa, di mana harga tiket tidak sesuai saat melakukan pembayaran di loket.
“Setelah saya hitung jumlah yang saya bayar di loket tidak seperti jumlah yang tertera di tiket,” kata Sanusi kepada awak zonasultra.id, Senin (9/4/2018).
“Sekitar seribu rupiah kelebihan jumlah yang harus dibayar penumpang, bayangkan kalau setiap penumpang dan setiap hari yang menyebrang, luar biasa juga jumlahnya itu,” tandasnya.
Dirinya menambahkan, sejumlah penumpang tidak menyadari ketika membeli tiket seperti lintas penyebrangan Siwa-Tobaku Rp40.050, retribusi penggunaan pelabuhan penyebrangan Rp2.800, sumbangan masjid pelabuhan Rp2000 dan biaya kebersihan Rp1000 ditambah saat masuk ke pelabuhan Rp2000.
“Penumpang tidak menyadari kalau yang dibayar berbeda jumlah tiket. Saya berapa kali perhatikan kalau mau menyeberang ke Tobaku,” tambahnya.
Penumpang lainnya, Masra (26) juga membenarkan selalu mendapat alasan kekurangan uang pengganti saat membeli tiket di Pelabuhan Siwa.
“Biasa saya bayar Rp50 ribu karena tidak ada uang kecilnya, beda dengan di Tobaku dikasi kembali terus ji,” bebernya.
Syahbandar Pelabuhan Penyebrangan Siwa Abdullah mengatakan, dirinya tidak mengetahui adanya pembayaran yang melebihi jumlah yang harus dibayar penumpang saat membeli tiket.
“Saya tidak tahu itu, kalau ada begitu bisa cek langsung ke loket,” katanya.
Menurutnya, hal tersebut biasa terjadi di pelabuhan karena di loket tidak tersedia uang kembalian saat penumpang membeli tiket.
Berdasarkan pantauan zonasultra.id, di Pelabuhan Siwa yang minim sarana itu, justru tidak ada petugas baik dari PT ASDP maupun dari aparat kepolisian yang mengontrol keamanan penumpang saat membeli tiket. Terlihat beberapa petugas dinas perhubungan (dishub) setempat yang menjaga pos pintu masuk di pos pelabuhan menerima uang dari sejumlah sopir tanpa memberi karcis.
“Sudah kebiasaan sopir di sini kalau lewat dia bayar saja tidak mau ambil karcis,” ungkap salah satu penjaga pos pelabuhan. (B)