ZONASULTRA.COM, BURANGA – PT Energi Komoditas Lintas Benua (EKLB) mulai tertarik mengembangkan produksi kelapa di Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara Sultra). Standar harga pembelian yang ditawarkan di angka Rp2.700 hingga Rp3.500 per buah kelapa.
Hal ini diungkapkan langsung Chief Executive Officer (CEO) PT EKLB, Hendar Irawan Firmansyah, saat melakukan sosialisasi, yang dilangsungkan di Aula Kantor Bappeda Butur, Minggu (30/6/2019). Kata dia, komoditas kelapa merupakan salah satu komoditas yang bisa menembus pasar dunia.
Untuk EKLB sendiri, jenis pengolahan dan pemasaran kelapa dibagi menjadi dua golongan. Untuk jenis kupas daging, pasar tujuannya fokus di tiga negara, yakni Korea, China dan Vietnam sedangkan jenis kopra, pangsa pasar utama terbesar di kawasan Asia Selatan.
Hendar menambahkan, untuk menembus pasar dunia tersebut, tentu tidak sembarangan. Standarisasi yang ditetapkan pembeli, mesti dipenuhi. Sehingga, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan bimbingan secara bertahap, kepada para petani yang menjadi binaan.
“Kami hanya akan melakukan transaksi ketika teman-teman lulus menjadi petani binaan dari ELKB,” tuturnya.
(Baca Juga : Bupati Butur Dorong Penguatan BUMDes)
Bagi petani yang dinyatakan lulus atau memenuhi kriteria yang ditetapkan perusahaan, nantinya akan mendapatkan kontrak eksklusif dari pihak perusahaan. “Hasil panen tahun depan, kami akan bayar cash di depan. Harga terendah dari kami Rp2.700 per butir, tertinggi di angka Rp3.500 per butir,” kata dia.
Hendar lalu mengemukakakan, mengapa perusahannya tertarik mengolah komoditas kelapa?. Menurutnya, kelapa adalah jenis tanaman yang seluruh lapisan buahnya bisa diolah dan bernilai ekonomi. “Serabut jadi duit, batoknya jadi duit, airnya jadi duit, semuanya jadi duit,” ungkapnya.
Meski seluruh lapisannya bernilai ekonomis, dan memiliki pasar yang jelas, namun EKLB hanya akan fokus mengolah kelapa kupas daging dan kopranya saja. Lain dari itu, pihaknya tidak lakukan pengolahan.
“Di luar itu, silahkan nanti teman-teman kalau mau berkolaborasi dengan kami, monggo. Kami akan bantu untuk masukkan ke jaringan kami. Misalnya batoknya, pangsa pasar kami juga sudah punya, tapi teman-teman yang kelola, bisa juga melalui jalur Badan Usaha Milik Desa (BUMdes),” katanya.
Untuk wilayah Sulawesi, yang menjadi titik pengembangan adalah Sultra yang terdapat di empat Kabupaten yakni Muna, Bombana, Butur dan Konawe. Kata dia, jika rencana ini mendapat dukungan penuh dari Pemda maupun petani setempat, dalam waktu dekat, tim ahli perusahaan bakal didatangkan ke Butur. Selanjutnya, akan dimulai pembangunan pabrik.
“Targat kami, bulan Oktober 2019, kami sudah agendakan peletakan batu pertama untuk pendirian pabrik pupuk dan pabrik pengolahan industri kopra di Buton Utara,” kata Hendar.
Sementara itu, Bupati Butur, Abu Hasan, mengungkapkan, kelapa adalah salah satu komoditas unggulan di daerahnya. Turunnya nilai jual hasil olahan seperti kopra belakangan ini, tentu membuat para petani kelapa resah. Dengan rencana hadirnya PT EKLB ini, dia berharap bisa menjadi solusi bagi petani kelapa di Butur.
“Kalau ini bisa kita wujudkan, maka salah satu masalah di Buton Utara bisa kita temukan solusinya. Solusi yang memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat,” kata Abu Hasan. (A+)