ZONASULTRA.COM, KENDARI – Penerapan uang pangkal di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari masih berpolemik dengan adanya demo lembaga kemahasiswaan beberapa waktu lalu. Meskipun uang pangkal sebenarnya hanya untuk calon mahasiswa yang tes melalui Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN) atau seleksi lokal.
Pengurus Ikatan Alumni UHO Andi Bahrun mengatakan, yang terbaik saat ini bagaimana agar pihak UHO duduk bersama mengajak pengurus-pengurus lembaga mahasiswa. Pihak kampus dapat diwakili Wakil Rektor III dan dekan untuk menjelaskan dan menyatukan persepsi terkait penerapan uang pangkal dalam suatu forum.
“Lembaga mahasiswa ini kan kadang terpanggil peduli dengan nasib masyarakat dan mahasiswa. Kalau sudah ada persepsi yang sama dan perjelasannya rasional dan aturannya jelas maka saya pikir mahasiswa akan menerima itu (penerapan uang pangkal),” tutur Bahrun yang juga Rektor Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) di Kendari, Sabtu (15/7/2017).
Aksi-aksi mahasiswa selama ini boleh jadi karena belum memahami alasan pemberlakuan uang pangkal. Apalagi, jika penjelasan dari pihak kampus hanya di “jalan” atau ketika menerima demo maka tidak akan efektif.
Berita Terkait : Ini Alasan UHO Terapkan Uang Pangkal
Dia menilai sebenarnya tujuan penerapan uang pangkal itu baik yakni untuk memperbaiki kesejahtraan dosen, supaya kegiatan kemahasiswaan semakin meningkat, dan agar pengelolaan jurusan semakin bagus.
Dalam pertemuan dengan lembaga kemahasiswaan dapat dijelaskan berbagai hal misalnya kampus lain juga memberlakukan uang pangkal seperti di Universitas Hasanuddin, Universitas Tadulako, dan lainnya yang nominalnya bahkan lebih besar.
Berita Terkait : Mahasiswa UHO Berdemo, Menuntut Penghapusan Uang Pangkal
Terkait nominal uang pangkal yang berkisar Rp. 5 Juta sampai paling tinggi Rp. 450 juta, Bahrun enggan mengomentarinya terlalu jauh. Namun pastilah pihak UHO sudah melakukan kajian analisis ketika menetapan besaran uang pangkal masing-masing jurusan. (B)
Reporter: Muhamad Taslim Dalma
Editor: Jumriati