ZONASULTRA.ID, KENDARI – Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) bekerja sama dengan KAHMI Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar nonton bareng (Nobar) film Lafran di salah satu bioskop di Kota Kendari, Senin (3/6/2024).
Nobar ini digelar dalam rangka Roadshow Special Screening atau penayangan khusus Film Lafran. Mulai 20 Juni 2024 nanti, Film Lafran akan ditayangkan serentak di bioskop seluruh Indonesia.
Selain keluarga besar KAHMI, film yang berkisah tentang sejarah pendirian HMI ini dihadiri sejumlah akademisi, mahasiswa, hingga politisi dari Sultra. Para akademisi yakni, Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Prof. Muhammad Zamrun Firihu, Wakil Rektor III UHO Dr. Nur Arafah, Dekan FMIPA UHO Prof. Ida Usman, dan Dekan FISIP UHO Prof. Eka Suaib.
Kemudian, para politisi yang hadir antara lain Ruksamin, Abdurrahman Saleh, Siska Karina Imran, Aksan Jaya Putra, dan Wa Ode Nurhayati.
Tidak hanya itu, nobar Film Lafran ini juga dihadiri Koordinator Presidium MN KAHMI sekaligus Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung.
Ahmad Doli Kurnia mengatakan, Film Lafran ini menceritakan tentang perjalanan kehidupan seorang Lafran Pane, yang berjuang mempertahankan Indonesia, dan menegakkan ajaran Islam. Sehingga, film yang diinisiasi tokoh senior HMI, Akbar Tandjung ini sangat penting untuk keluarga besar KAHMI dan HMI karena sejarahnya yang panjang.
“Saat itu, Bang Akbar Tandjung sangat getol dalam memperjuangkan Lafran Pane sebagai pahlawan nasional. Bahkan dirinya berinisiatif membuat buku biografi Lafran Pane, dan film biopik ini,” jelasnya.
Ahmad Doli menambahkan, Film Lafran dibuat selama tujuh tahun dengan melibatkan empat genarasi. Oleh karenanya, proses pembuatan film ini dapat dimaknai sebagai proses kaderisasi.
Kemudian, Ahmad Doli menjelaskan, film berperan ini sebagai sarana pembelajaran dan pembangkit semangat bagi para anggota HMI, baik yang berada Badan Koordinasi (Badko) HMI maupun yang di cabang.
Selain itu, dengan adanya film ini para anggota HMI bisa melihat bahwa organisasi ini tidak dibuat dengan mudah, tetapi dengan keringat, darah, dan perjuangan. Bahkan, para pendiri HMI juga ditempa serangan fitnah. Kemudian, organisasi sedikit demi sedikit mulai berkembang karena dedikasi Lafran Pane yang disertai keikhlasan.
Ahmad Doli juga menyebut, film ini bukan hanya menceritakan tentang organisasi HMI, tetapi juga menceritakan kisah perjuangan bangsa Indonesia, sehingga film ini harus dilepas ke publik, agar menjadi milik rakyat Indonesia.
“Kota Kendari ini menjadi Kota ke-8 yang saya kunjungi. Alhamdulillah Kota Kendari menjadi salah satu kota yang paling banyak penontonnya yakni 1.500 penonton,” tuturnya.
Ahmad Doli menyampaikan, target penonton dari film ini yakni 35 ribu penonton sebelum 20 Juni 2024, sehingga setiap kota ditargetkan menarik 1.000 penonton. MN KAHMI juga memasang target jumlah penonton setelah 20 Juni 2024 1,5 juta penonton. Target 35 ribu penonton sebelum 20 Juni tersebut karena MN KAHMJ ingin menciptakan rekor jumlah penonton, sebelum film resmi go public.
Setelah tayang di bioskop maupun kelak di platform over the top (OTT), MN KAHMI akan berbagi Film Lafran ini ke Pengurus Besar (PB) HMI. Tujuannya, agar setiap training mahasiswa dan pelajar dapat menonton film ini.
“Sehingga perjuangan para kader HMI bisa lebih kuat. Mereka pun dapat sadar dan paham betul bahwa dirinya harus ikut berjuang mempertahankan bangsa ini dan menegakkan islam sebagai keyakinannya,” ungkap Ahmad Doli.
Salah satu Eksekutif Produser Film Lafran, M. Arief Rosyid Hasan juga menyampaikan apresiasinya melalui siaran pers. “Senang sekali dan apresiasi terhadap Kanda dan Yunda, keluarga besar HMI maupun KAHMI di Sulawesi Tenggara,” ujarnya.
Arief yang juga Ketua Umum PB HMI periode 2013-2015 berpesan, agar keluarga besar HMI berduyun-duyun ke bioskop, menikmati film Lafran, film tentang perjuangan, karya sineas Indonesia.
“Di tengah dominasi film horor, MN KAHMI menyuguhkan film biopik, dan film yang tak hanya menceritakan perjuangan pendirian HMI, tapi juga mengenai bagaimana kemerdekaan Indonesia diperjuangkan oleh aktivis pemuda Islam,” ucapnya.
Editor: Muhamad Taslim Dalma