ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ribuan bendera bertuliskan lafadz alqur’an berkibar di kawasan ek MTQ Kendari pagi ini, Minggu (2/4/2017). Bendera ini dikibarkan oleh anggota organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD Sulawesi Tenggara (Sultra) saat melakukan kampanye akbar pengenalan panji Rasulullah.
Kampanye yang digelar HTI Sultra ini, bertema Masyirah Panji Rasulullah Khilafah Kewajiban Syar’i Jalan Kebangkitan Umat. Para peserta menyebut bendera yang dikibarkannya itu adalah Al-Liwa dan Ar-Rayah. Bendera berwarna putih dengan tulisan arab berwarna hitam mereka sebut al-Liwa, sedangkan bendera berwarna hitam dengan tulisan arab putih disebut ar-Rayah.
Humas HTI Sultra Muhammad Yaasin, mengatakan, pengibaran bendera berwarna hitam putih itu untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa bendera yang ia sebut sebagai panji rasulullah itu bukanklah sesuatu yang harus ditakuti.
“Kebanyakan masyarakat kan menilai kalau panji hitam putih ini adalah bendera ISIS. Itu salah, ini adalah al-Liwa dan ar-Rayah simbol kemuliaan ummat islam. Bendera ini harusnya tidak diberi stigma negatif yang diidentikkan dengan teroris, karena sesungguhnya panji ini adalah simbol persatuan umat Islam,” kata Muhammad Yaasin di lapangan MTQ Kendari, Minggu pagi tadi.
Kampanye ini dihadiri ribuan peserta. Yaasin mengklaim peserta yang hadir dalam acara itu kurang lebih 20.000 orang. Setelah melakuakan kampanye serta da’wah, kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan konvoi berkeliling Kota Kendari. Terlihat satu mobil jenis pick up yang telah didesain khusus menjadi komando dalam konvoi yang dilakukannya itu.
Bukan hanya orang dewasa, puluhan anak kecil pun terlihat terlibat dalam konvoi itu. Dengan membawa bendera kecil dengan baju gamis serta peci khas, terlihat anak anak itu bersemangat dalam mengikuti konvoi. Anak kecil ini terlihat digandeng oleh orang tua dan kakaknya.
“Kita perkirakan seluruh peserta yang hadir kurang lebih dua puluh ribu orang, dengan kendaraan roda dua sebanyak 1500, dan kendaraan roda empat sebanyak 800 kendaraan, tambah Yaasin.
Selain mengibarkan bendera, terlihat peserta yang mengikuti acara ini juga membagikan bendera-bendera kecil kepada masyarakat di sekitaran lokasi berlangsungnya kegiatan ini.
Lebih lanjut Yaasin menjelaskan, al-Liwa dan ar-Rayah ini adalah panji yang digunakan Rasulullah saat berperang di zamannya. Namun, lanjut dia, bukan berarti dirinya sedang mengkampanyekan peperangan. Karena menurutnya pengibaran panji-panji itu murni untuk memahamkan masyarakat jika bendera itu sbenarnya simbol persatuan ummat.
“Harus dipahami kalau jihad atau perang dalam islam itu wajib. Tapi, kita harus tahu dulu dalam kondisi apa kita harus berperang. Kalau sekarang ini kan perang ideologi saja. Ideologi sekarang kan ada kapitalis, sosialis, dan islam. Nah Islamlah yang bisa merangkul semua umat beragama menjadi satu. Kita saling melindungi, karena dalam islam juga kita tidak ada paksaan dalam hal memeluk agama,” Jelas Yaasin.
Acara berlangsung dari pukul 07.00 Wita hingga pukul 11.00 Wita akan berlanjut malam nanti. Lokasi kegiataannya bukan lagi di MTQ, namun di Hotel Zahrah.
“Acara malam nanti akan hadir dari kalangan akademisi, birokrat, TNI dan juga Polri, tujuannya kita akan berdiskusi untuk menyatukan pemahaman,” tutup Yaasin. (B)
Reporter : Lukman Budianto
Editor : Kiki
Alhamdulillah. Acara yang sangat luar biasa. Semoga umat islam bisa bersatu di bawah panji islam, panji tauhid. Dalam naungan daulah khilafah islamiyah. ALLAHU AKBAR!!!