Aparat kepolisian tampak mengawal ketat para simpatisan yang datang dengan berteriak=-teriak itu. Tidak lama berselang, Oheo dengan pengawalan ketat dari petugas, langsung naik ke mobil dan meninggal
Aparat kepolisian tampak mengawal ketat para simpatisan yang datang dengan berteriak=-teriak itu. Tidak lama berselang, Oheo dengan pengawalan ketat dari petugas, langsung naik ke mobil dan meninggalkan tempat itu.
Para simpatisan itu mempertanyakan alasan Oheo mengumpulkan kader Golkar. Seharusnya, Oheo bias menahan diri karena ada putusan sela dari Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta Utara yang melakukan penundaan terhadap surat keputusan menkumham serta tidak boleh melakukan kegiatan atas nama Partai Golkar ataupun menggunakan atribut partai.
Koordinator simpatisan La Ode Ardin mengatakan, keputusan PTUN itu menjelaskan bahwa barang siapa yang melawan keputusan itu maka melanggar aturan hukum. Kegiatan Oheo ini, dapat memicu kerawanan di tubuh kader Golkar.
Oheo itu sebenarnya orang tidak pintar bersyukur terhadap Ridwan. Satu periode dijadikan anggota DPR, padahal banyak aspirasi dikesampingkan hanya untuk mendudukkan dia, tapi ternyata hari ini dia tampil menjadi seorang penghianat yang datang dengan tujuan menghabisi Ridwan. Apa maksudnya? kata Ardin.
Ardin menuturkan, seharusnya Oheo datang dengan cara-cara yang wajar, beretika, dan santun. Disebutkan Ardin banyak orang-orang yang merapat ke Oheo justru dulunya banyak dibantu dan hidup dari Ridwan. Oheo dinilai tidak tahu balas budi karena sudah dibantu duduk di DPR satu periode malah sekarang ibarat air susu dibalas air tuba.
SK Plt yang ditunjukkan Oheo, menurut Ardin, merupakan tindakan melawan hukum dan bisa dilaporkan ke pihak yang berwajib karena dalam putusan PTUN jelas sudah tidak dibolehkan lagi melakukan kegiatan dan SK kemenkumham yang mengesahkan Agung ditunda pemberlakuannya.(*/Taslim)