ZONASULTRA.COM, KENDARI – La Ode Yusran (20) merupakan salah satu korban pesawat Trigana Air yang jatuh di Papua. Sebelum kejadian nahas itu, warga desa Langkumapo, Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara ini sempat menelpon ibunya dan mengutarakan kerinduannya pada sang ibu juga kampung halamannya. (Baca: 4 Warga Muna, Dipastikan Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Trigana Air )
Dalam percakapan yang berlangsung hampir lima menit itu, La Ode Yusran mengatakan kepada ibunya akan berangkat ke Oksibil untuk mencari pekerjaan. Sebelum menutup percakapan Yusran berkata akan kembali memberi kabar jika dirinya tiba di Oksibil.
“Perjalanan Jayapura-Oksibil dengan pesawat hanya 30 menit. Orang tuanya panik sampe sore Yusran tidak juga menelpon. Mereka kaget pas tahu kalau ternyata pesawat yang ditumpangi Yusran ternyata malah belum mendarat di Oksibil,” ujar Abdul Ahaddin, keluarga Laode Yusran yang dihubungi Zonasultra.com, Senin (17/8/2015).
Orang tua Yusran saat ini dikabarkan masih shock, ibunya bahkan berkali-kali tak sadarkan diri pasca mendengar musibah jatuhnya pesawat Trigana Air. Keinginan mereka pun untuk ke Papua terpaksa tertunda karena tidak mendapatkan tiket pesawat.
“Masih trauma, ibunya menangis terus,” lanjut Abdul Ahaddin yang juga kepala desa di kampung halaman La ode Yusran.
Yusran merantau ke Papua setamat Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2014 lalu. Di Papua, Yusran hendak mengadu nasib bergabung dalam pasukan TNI.
Pesawat milik PT Trigana Air Service jenis ATR 42 dengan nomor registrasi PK-YRN dan nomor penerbangan IL-257 hilang kontak dalam penerbangan Jayapura-Oksibil, Minggu 16 Agustus 2015 Pesawat yang membawa lima kru dan 49 penumpang itu terbang dengan rute Jayapura-Oksibil.
Pesawat lepas landas pada pukul 14.22 WIT dari Bandara Sentani, Jayapura, dengan tujuan Bandara Oksibil, dan diperkirakan tiba di Oksibil pada pukul 15.04 WIT. Pada pukul 15.00 WIT, pihak menara Bandara Oksibil coba melakukan kontak dengan pesawat, tetapi tidak ada jawaban.
