Tingkatkan Luas Tanam Padi Organik, Pemkab Butur Bantu Petani Rp 2,5 Juta per Hektar

Tingkatkan Luas Tanam Padi Organik, Pemkab Butur Bantu Petani Rp 2,5 Juta per Hektar
PADI ORGANIK - Bupati Buton Utara Abu Hasan saat saat berdialog dengan para petani, tokoh masyarakat, kepala desa dan lurah di Halaman Rujab Camat Bonegunu, Rabu (13/9/2017). Di kesempatan itu, Abu Hasan menyatakan akan membantu biaya pembukaan lahan bagi petani yang hendak mengembangkan padi ladang organik sebesar Rp 2,5 juta per hektar. (Irsan Rano/ZONASULTRA.COM)

Tingkatkan Luas Tanam Padi Organik, Pemkab Butur Bantu Petani Rp 2,5 Juta per Hektar PADI ORGANIK – Bupati Buton Utara Abu Hasan saat saat berdialog dengan para petani, tokoh masyarakat, kepala desa dan lurah di Halaman Rujab Camat Bonegunu, Rabu (13/9/2017). Di kesempatan itu, Abu Hasan menyatakan akan membantu biaya pembukaan lahan bagi petani yang hendak mengembangkan padi ladang organik sebesar Rp 2,5 juta per hektar. (Irsan Rano/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, BURANGA – Petani di Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra) yang hendak mengembangkan padi organik kini tak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk pembukaan lahan. Pasalnya, pemerintah setempat bersedia membantu pembukaan lahar sebesar Rp 2,5 juta per hektar.

Bupati Butur Abu Hasan menuturkan, pihaknya terus berupaya meningkatkan perluasan area tanam. Sejauh ini, pemda baru menargetkan 400 hektar lahan yang akan diolah, sehingga pada APBD-P 2017 mendatang, ia akan memporsikan anggaran sebesar Rp 1 miliar untuk lahan baru.

“Setiap petani yang membuka lahan kita akan bantu Rp 2,5 juta satu hektar. Tapi untuk pertanian padi ladang organik,” kata Abu Hasan dalam kunjungan kerjanya di Kecamatan Bonegunu, Rabu (13/9/2017).

Dijelaskan bupati, saat ini harga pasaran nasional beras organik sudah berkisar Rp. 40.000 per kilogram, lebih-lebih pasaran luar negeri, tentu lebih tinggi lagi. Olehnya itu, pihaknya sangat optimis jika program beras organik ini terkelola dengan baik, perekonomian para petani dapat ditingkatkan.

Di sisi lain, sosialisasi pangan organik ini sudah sampai ke tingkat nasional bahkan luar negeri, dan mendapat respon yang baik. Namun, area tanam yang masih kurang, jumlah produksi belum sanggup memenuhi kebutuhan.

“Permintaan internasional sudah banyak, ada lima negara, tapi tidak bisa kita penuhi. Dengan harga yang cukup tinggi,” ungkapnya di hadapan para petani, tokoh masyarakat, kepala desa, dan lurah di wilayah itu. (B)

 

Reporter: Irsan Rano
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini