ZONASULTRA.COM, KENDARI– Puluhan siswa-siswi SD, SMP dan SMA yang bermukim di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Nipa-Nipa, Kelurahan Punggaloba, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (24/6/2015) mendatangi gedung DPRD Sultra. Dengan memakai seragam sekolah, mereka menolak pemindahan atau relokasi dari kawasan Tahura.
Seorang siswa SMKN I Kendari, Hasriati (17), yang ikut dalam aksi unjuk rasa mengaku menolak relokasi dari puncak Punggaloba.
“Jadi minta tolong kepada gubernur supaya jangan kami digusur dari puncak Punggaloba, karena kami sudah tinggal lama di sana. Kami sudah bangun rumah permanen dan tempat kerja orangtua juga dekat,” tutur Hasriati di gedung Sekretariat DPRD Sultra, Rabu siang.
Dia mengaku, bersama keluarganya sudah menempati puncak Punggaloba sejak duduk di bangku sekolah dasar.
“Kami datang ke kantor DPRD, agar anggota dewan bisa membantu agar pemerintah tidak menggusur kami dari puncak Punggaloba,” harapnya.
Puluhan siswa ini mengelar aksi, setelah mereka pulang dari kegiatan pesantren kilat yang dilaksanakan di sekolahnya masing-masing. Mereka tak datang sendiri, puluhan orangtuanya juga ikut turun jalan.
Sambil menunggu anggota dewan, puluhan siswa menyanyikan lagu Garuda Pancasila dan Darah Juang.
Sebelumnya, ratusan warga yang bermukim di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Nipa-Nipa, Kelurahan Punggaloba, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), berunjuk rasa di kantor Dinas Kehutanan (Dishut) dan DPRD setempat, akhir Mei lalu.
Mereka menolak relokasi di kawasan konservasi karena pemerintah provinsi dinilai diskriminatif terhadap warga Punggaloba.
“Masyarakat hanya menjadi korban kebijakan pemerintah, sebab tak hanya warga puncak Punggaloba yang mendiami kawasan Tahura. Ada 17 titik di lokasi yang sama juga ditinggali warga, kenapa hanya warga puncak Punggaloba yang harus digusur,” kata koordinator masyarakat puncak Punggaloba di kantor Dishut Sultra.