ZONASULTRA.COM, KUNINGAN – Pertunjukan Kolaborasi Wayang Ajen Spektakuler akan memeriahkan Hari Jadi Kuningan ke-519 di Lapangan Bola Desa Cijemit, Keca Ciniru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Sabtu 30 September 2017. Dalam pertunjukannya, wayang yang sudah tampil di 50 negara itu akan bersinergi dengan berbagai unsur seni baik tradisi maupun modern.
“Banyak warna baru. Nanti akan ada perpaduan seni tradisi dan modern,” ujar Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara, Jumat (29/9).
Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara menjelaskan, kegiatan ini untuk memberikan kontribusi pada program Pesona Indonesia yang tahun ini menargetkan 260 juta perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) dan akan meningkat menjadi 275 juta wisnus pada 2019 dan 20 juta wisman di tahun 2019.
“Ini juga untuk mancapai target wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia dengan motif wisata budaya. Karena sebesar 12 juta orang dengan sekitar 5,4 juta wisman tersebut adalah untuk menikmati atraksi budaya. Ini akan menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata favorit di dunia yang berdaya saing,” tambah Ukus Kuswara yang diamini Kabid Promosi Wisata Budaya Wawan Gunawan.
Ukus menjelaskan, berbagai sumber daya yang unik dan langka dapat dijadikan sebagai objek daya tarik wisata yang atraktif, reaktif, imajinatif, edukatif, dan bahkan religius bagi para pengunjung wisata di Kabupaten Kuningan. Salah satu di antaranya adalah event peringatan Hari Jadi Kuningan.
“Peringatan Hari Jadi Kuningan ke-519 ini dikemas menjadi media promosi daerah untuk lebih mengenalkan Kabupaten Kuningan di kancah regional dan international, sehingga berdampak kepada kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kuningan. Dampak lain adalah tumbuhnya beragam usaha ekonomi kreatif yang mendukung pariwisata daerah,” jelas Ukus Kuswara.
Bagi yang penasaran, silakan ke Kuningan. Di sana Anda bisa menyaksikan show spektakuler dari Wawan Gunawan, dalang yang telah mendapatkan apresiasi dari UNESCO 2010. Tema lakon yang diangkat juga sangat menarik. Nanti akan ada pesan moral dari berbagai arahan dan gagasan kreatif Menteri Pariwisata Arief Yahya tentang prioritas program Kementerian Pariwisata.
Itu artinya, go digital, homestay desa wisata, dan konektivitas udara bakal ikut diangkat. Dan semuanya, akan dibalut dengan jurus sakti Menteri Pariwisata yaitu 3A (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas), jurus 3S (solid, speed, dan smart) yang dikemas dalam wujud monolog dan dialog tokoh wayang oleh Ki Dalang Wawan Ajen secara luwes, dan mudah dipahami penonton.
“Shownya juga menerapkan konsep pemanggungan dengan mengedepankan sentuhan teknologi modern dalam bentuk penataan panggung dan artistik, penataan sound system dan tata cahaya sesuai kebutuhan panggung. Itulah ciri khas Wayang Ajen dengan menunjukan derajat pertunjukan wayang lebih modern,” timpal Wawan Gunawan.
Dalam pertunjukan wayang spektakuler yang sudah melanglang ke 50 negara ini, Ki Dalang Wawan Ajen menyajikan lakon yang dikemas secara aktual. Tema cerita yang diangkat juga sangat kekinian. Selain isu pariwisata, Dalang Wawan juga akan mengangkat tatanan dan kesejahteraan daerah dan masyarakat. “Diperlukan penguatan diri melalui pendekatan agama, pendidikan serta keluarga. Tema tersebut dimunculkan dengan lugas dan penuh humor melalui tiap tokoh yang dihadirkan,” tambah Wawan.
Pesan Moral Menteri Pariwisata Arief Yahya yang akan disampaikan oleh Ki Dalang Wawan Ajen dalam pertunjukan Wayang Ajen adalah meningkatkan kreativitas garapan seni pertunjukan bercirikan budaya lokal dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya Indonesia. Selain itu, menciptakan gelombang kreatif di daerah untuk bersaing di tingkat nasional.
“Juga menciptakan event yang menjadi Ikon kreatif sebagai ataraksi masyarakat sebagai daya tarik Pariwisata budaya. Melestarikan, mengembangkan, mempromosikan sehingga masyarakat sekitar khususnya mendapatkan manfaat banyak dari kegiatan ini,” papar Wawan.
Menpar Arief Yahya ikut merespon positif. Semua yang berbau budaya, menurutnya, punya daya tarik tinggi untuk menyedot banyak wisatawan ke daerah.
“Di berbagai kesempatan saya selalu konsisten berpesan agar selalu lestarikan adat dan budaya lokal. Inilah yang akan membawa Indonesia terbang di era cultural industry atau creative industry. Semakin dilestarikan semakin mensejahterakan,” katanya. (*)