ZONASULTRA.COM, SARAWAK – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuching, Malaysia terus berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata RI dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Kali ini menggelar Festival Coffee Indonesia-Serawak di Cityone Megamall Kuching, Sarawak, 28-30 Juli 2017. Dalam festival kopi ini, Penyanyi Dangdut Hetty Koes Endang diundang untuk menikmati kopi bersama insan pariwisata di perbatasan tersebut.
“Kami memilih penyanyi Hetty Koes Endang sesuai permintaan pasar di sana. Penyanyi senior yang kini tinggal di Malaysia dan menikah dengan pria Malaysia ini memang masih dirindukan dan ditunggu-tunggu oleh masyarakat Malaysia. Malaysia pun banyak yang mengidolakan artis tersebut,” jelas Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara Esthy Reko Astuti, Kamis (20/7).
Esthy menambahkan, wisatawan Malaysia memang menjadi sasaran untuk event ini. Esthy melihat posisi Sanggau juga sangat strategis. Selain itu, penyanyi spesial ini diharapkan bisa mempromosikan pariwisata Indonesia melalui kopi dan dangdut.
Selain itu, imbuh Esthy, festival ini akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut, dengan menghadirkan pertunjukan tarian, pemutaran film tentang pembuatan kopi, penjualan, pameran dan bincang-bincang tentang kopi bisa disaksikan oleh semua wisatawan yang hadir.
“Melalui festival ini, wisatawan tidak saja disuguhkan aneka produk kopi terbaik yang diproduksi dari sejumlah daerah dari bagian barat hingga bagian timur Indonesia. Tapi juga dikenalkan lokasi perkebunan kopi terbaik di Tanah Air,” ujarnya.
Kepala Perwakilan KJRI Kuching, Jahar Gultom mengungkapkan, jenis-jenis kopi yang diperkenalkan dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu antara lain kopi Gayo dari Aceh, kopi Malabar dari Jawa Barat, Kopi Bali dan Kopi Toraja dari Sulawesi, serta Kopi Flores dari Nusa Tenggara Timur.
(Baca Juga : Road Race Lintas Batas Hentak Crossborder TTU-Timor Leste)
“Kegiatan yang digelar ini dalam rangka mengenalkan keanekeragaman kopi Indonesia di Sarawak,” ujar Kepala Perwakilan KJRI Kuching, Jahar Gultom.
Jahar mengatakan, dengan adanya festival ini diharapkan juga bisa terus mempererat hubungan baik antara Sarawak dan Indonesia dan usaha untuk memperkenalkan kopi Indonesia yang beragam kepada masyarakat Malaysia.
“Melalui festival ini, warga Malaysia tidak saja disuguhkan aneka produk kopi terbaik yang diproduksi dari sejumlah daerah dari bagian barat hingga bagian timur Indonesia. Tapi juga dikenalkan lokasi perkebunan kopi terbaik di Tanah Air. Dari 12 kopi terbaik di dunia, Indonesia punya 5 macam,” lanjutnya.
Kopi itu jenis minuman yang sudah dicatat sejarah dunia sejak abad ke-9, dari dataran tinggi di Ethiopia, Afrika sana. Lalu disebarluaskan melalui perdagangan bangsa Arab hingga Afrika Utara, Asia dan Eropa. Kopi Indonesia punya pamor, karena keragaman dan aroma yang khas.
“Karena punya sejarah panjang itulah, event Festival Coffee Indonesia-Serawak itu memiliki magnit yang cukup andal,” sebutnya.
Kopi memang menjadi minuman primadona dunia. Tak ayal, banyak sekali penyuka kopi yang datang ke negara-negara tetangga untuk berburu beragam jenis kopi tak terkecuali di Indonesia. Kementrian Pariwisata (Kemenpar) melihat peluang itu dan ikut mempromosikan produk kopi itu.
“Indonesia itu rajanya kopi. Banyak ragam macam kopi dari banyak daerah di tanah air dengan sensasi rasa yang berbeda. Kita punya banyak varietas kopi yang sudah mendunia. Silakan buktikan sendiri datang ke Indonesia untuk mencicipinya,” ujar Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya mengatakan, minuman yang mengandung kafein tinggi ini menjadi nomor dua yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia setelah air putih. Hitam dan pahitnya terasa menenangkan. Indonesia memiliki banyak jenis kopi yang tersebar di seluruh nusantara.
(Baca Juga : Sukses Grasstrack Motorcross, Crossborder Sambas Siapkan Rally Wisata)
“Kopi Toraja Sulawesi, Kopi Gayo Aceh, Kopi Amugme Papua, Kopi Mandailing, Kopi Jawa, Kopi Lampung dan masih banyak tempat penghasil kopi yang rasanya beda-beda,” ujar Arief Yahya.
Menurut Menteri Arief, kopi sebagai salah satu bagian dari minuman andalan Indonesia untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Selain itu, sektor kuliner memberikan lapangan kerja. Dari 11 juta tenaga kerja yang berkecimpung di sektor pariwisata, 30 persen di antaranya bekerja di bidang kuliner atau restoran.
Dia mencontohkan salah satu keberhasilan strategi pemasaran kuliner dari negara tetangga, seperti Thailand dan Cina, yang telah mendunia. “Bagaimana (meniru) Thailand dan Cina mempengaruhi dunia dengan budaya kuliner,” ujarnya. (*)