ZONASULTRA.COM, WANGIWANGI – Pemerintah Indonesia telah menetapkan Wakatobi sebagai 10 destinasi pariwisata yang akan menjadi prioritas kunjungan wisatawan. Pengembangan wisata Wakatobi pun mendapat perhatian khusus.
Kepala Bappeda Wakatobi Saediman mengatakan, Wakatobi memang memiliki keunggulan dari segi keanekaragaman hayati bawah laut yang luar biasa dan keanekaragaman budaya. Ditambah lagi pengembangan wisata Wakatobi kini menjadi prioritas pemerintah pusat.
Namun, bukan berarti pengembangan pariwisata Wakatobi, yang di Kementerian Pariwisata disebut “10 Bali Baru” itu tanpa halangan. Saediman menyebut setidaknya ada lima hal yang menjadi kelemahan pengembangan pariwisata Wakatobi.
Pertama konektivitas antar pulau. Saat ini frekuensi penerbangan ke Wakatobi yang hanya satu kali dalam sehari dinilai sebagai salah satu kelemahan pengembangan pariwisata.
“Yah bagaimana kita mau berkembang jika penerbangan ke sini (Wakatobi) hanya sekali saja. Harusnya kan ditambah,” kata Saediman ditemui oleh tim Media Trip Wakatobi 2017 di Kantor Bappeda, Minggu (9/4/2017).
Kedua, terkait infrastruktur wisata yang masih dianggap minim untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia. Akses dari satu pulau ke pulau lainnya belum memadai, padahal masing-masing pulau di Wakatobi–Wangiwangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko memiliki keunikan tersendiri.
Pemerintah daerah setempat pun tidak tinggal diam. Salah satu solusi yang akan diambil adalah pengadaan kapal Ferry untuk mempermudah akses destinasi wisata yang satu ke wisata lainnya. Ini akan mulai dikerjakan pada 2018 mendatang.
Selain itu, rencananya Pemkab Wakatobi juga akan membuat jalan lingkar serta jembatan sepanjang 3 kilometer yang akan menghubungkan Wangiwangi-Kapota. “Itu semua sudah kita perjuangkan di Komisi V DPR RI,” kata dia.
Permasalahan ketiga, lanjut Kepala Bappeda adalah lemahnya souvenir kuliner di Wakatobi. Tak seperti daerah wisata lainnya yang masyarakat setempat sudah bisa menciptakan souvenir dan kuliner khas daerahnya, di Wakatobi dua hal itu belum sepenuhnya terwujud.
Keempat terkait daya tarik wisata darat. Seperti diketahui, Wakatobi adalah salah satu destinasi wisata bawah laut terbaik di Tanah Air. Namun, saat ini Wakatobi hanya fokus di bawah lautnya dan kurang mengeksplor wisata darat, padahal wisata darat juga tak kalah menarik.
“Kelima adalah kualitas sumber daya manusia. Ini juga masih menjadi kendala yang serius,” ujarnya.
Dan yang tidak kalah penting, lanjut Saediman, adalah higienitas dan pengelolaan sampah. Terkait pengelolaan sampah diakuinya memang kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang.
Meski begitu, diakuinya permasalahan sampah tidak hanya bisa diselesaikan satu pihak saja, melainkan perlu melibatkan banyak pihak. Bahkan perlu lintas wilayah.
“Sampah-sampah di laut itu biasanya kiriman dari daerah lain yang dekat dengan Wakatobi, nah ketika musim timur kita juga mengirim sampah kiriman ke daerah lain. Jadi kan pengelolaan sampah ini tidak bisa dikerjakan satu pihak saja,” terangnya. (J*)
Penulis : Jumriati