10 Tahun Membangun Wakatobi, Hugua Torehkan Segudang Prestasi

10 Tahun Membangun Wakatobi, Hugua Torehkan Segudang Prestasi
Bupati Wakatobi Hugua bersama Geburnur Jeju, Korea Selatan, Foto Istimewa
10 Tahun Membangun Wakatobi, Hugua Torehkan Segudang Prestasi
Bupati Wakatobi Hugua bersama Geburnur Jeju, Korea Selatan, Foto Istimewa

 

ZONASULTRA.COM– Semenjak Wakatobi mekar menjadi kabupaten otonom dan dipimpin bupati definitif,  Ir. Hugua, telah  menorehkan sederet keberhasilan yang spektakuler. Melalui visi besar
“Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segitiga Karang Dunia” yang ditopang  kekuatan potensi keanekaragaman hayati bawah laut dan kehebatan ekologi, Hugua sebagai bupati pertama bukan hanya menciptakan pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan pendapatan masyarakat, melainkan juga memikirkan bagaimana surga bawah laut dapat menyediakan surga di darat dan selanjutnya mengantar masyarakat menuju surga di akhirat.

Dalam mewujudkan visi besar tersebut, selama 10 tahun Hugua telah membenahi mesjid dan mushola sebanyak 124 unit. Mesjid dan mushola yang semula hanya semi permanen, dibangun menjadi permanen dengan sentuhan interior dan eksterior masa kini. Pada saat yang, juga diintensifkan pembinaan-pembinaan keagaman dengan berbagai siraman rohani.

Sementara di ibukota Wakatobi Wangi-Wangi, telah dialokasikan bantuan mesjid milyaran rupiah, termasuk pembangunan masjid raya/agung Al Kautsar Wakatobi. Pembangunan Mesjid tersebut telah dilaksanakan groundbreaking, sebagai masjid terapung dan kompleks Islamic Center. Ke depan mesjid tersebut akan menjadi landmark Kota Wangi-Wangi, menuju kota dengan peradaban islami yang terbaik di Kawasan Timur Indonesia.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi mempunyai kiat bagaimana mengantar masyarakatnya menuju surga akhirat adalah dengan mengedepankan dimensi pembangunan yakni menjalin dan memperkuat spritiualitas/pembinaan mental, penyediaan infrastruktur/ekonomi rakyat, pengembangan kebudayaan/kearifan local, re-strukturisasi Kesultanan Buton, dan reformasi birokrasi dengan prinsip out the box yang menciptakan system pelatihan sumber daya manusia di luar mainstream pelatihan negara.

Delegasi Pemerintah Kabupaten Wakatobi dipimpin Bupati Hugua saat berkunjung di Jeju Korea Selatan. Pada kesempatan ini kedua pihak membahas kerjasama saling menguntungkan kedua pihak. Foto istimewa
Delegasi Pemerintah Kabupaten Wakatobi dipimpin Bupati Hugua saat berkunjung di Jeju Korea Selatan. Pada kesempatan ini kedua pihak membahas kerjasama saling menguntungkan kedua pihak. Foto istimewa

 

Dimensi pembangunan ala Wakatobi dimaksud telah membuat hentakan dan lompatan baik secara nasional maupun internasional, sehingga dalam 10 tahun Wakatobi, beberapa keajaiban-keajaiban berhasil ditorehkan oleh Wakatobi dan itu membuat implikasi besar bagi pembangunan dan branding Wakatobi pada masyarakat dunia.

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Wakatobi dalam implementasi pelaksanaan program  dan kegiatan, seluruh unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, yang bertumpu pada 3 (tiga) pola keseimbangan, 1. Kebudayaan dan Kearifan, 2. Pelestarian Sumber Daya Alam (Ekologi) dan 3. Penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan dan penyediaan infrastruktur dasar.

Disamping upaya menjaga ekosistem terumbu karang, padang lamun dan hutan mangrove, Pemerintah Kabupaten Wakatobi dalam 10 tahun ini, berhasil bersama-sama perangkat Sara’a/ Meantuu mengelola 16 Ha hutan adat yang berada di jantung pusat Kota Wangi-Wangi yang dikenal sebagai Hutan Kota Motika. Kawasan hutan ini memiliki keanekargaman hayati tumbuhan dan pohon tropis yang baik dimana menjadi habitat beberapa burung endemis.

Selain itu, di beberapa titik hutan di Pulau Wangi-Wangi seperti Hutan Kaidea Te,o, Hutan Kaidea Lagiampa, kemudian di pulau Kaledupa, Tomia dan Binongko, keberadaan hutan adat/hutan lindung telah menjadi kenyataan yang dijaga eksistensinya, guna menjadi sumber penyangga air bagi pulau di Kabupaten Wakatobi.

10 tahun Wakatobi membangun, juga telah menuai torehan prestasi yang paling monumental yang bagi Pemerintah Wakatobi di bawah kendali Hugua, berhasil menyelenggarakan ivent-ivent bertaraf nasional dan internasional, yakni Sail Wakatobi Belitung dengan nilai investasi Rp.1,4 triliun, Roundtable Mayor Meeting dari 6 negara Coral Triangle Innitiave (CTI) yang menghasilkan Komunike Wakatobi, yang mana Hugua diamanahkan sebagai Ketua Local Network Government (LNG) di 6 negara CTI, kegiatan Konferensi Asia Pasific UCLG, yang juga menghasilkan deklarasi Wakatobi, sehingga menghasilkan suara (voice) bagi Negara-negara Asia Pasific di Forum PBB terhadap penataan perkotaan, ekologis, dan pengelolaan sampah. Ivent yang tak kalah menggetarkan adalah Konferensi Cagar Biosfer Asia Pasific Pertama kali, General Asembly Local Government  Netowrk on CTI Country (LGN-CTI CFF) dan Focal Group Discussion (FGD) Asosiasi Sail Wisata Indonesia  (ASWINDO).

Kegiatan Seminar Internasional Cagar Bisfir Bumi Wakatobi di Wangiwangi awal Mei 2016
Kegiatan Seminar Internasional Cagar Bisfir Bumi Wakatobi di Wangiwangi awal Mei 2016

 

Ketiga ivent tersebut telah menginspirasi lembaga UNESCO PBB sebagai efek dari kepiawaian Bupati Wakatobi dalam melakukan stragtegi-strategi pembangunan daerah, yang dengan satu niat bagaimana Wakatobi bisa masuk ke pentas dunia dalam pelaksanaan MICE bukan hanya berkelas nasional namun regional Asia dan dunia internasional.

Ukiran prestasi yang jauh lebih berbobot adalah Pembangunan Bandara Udara Matahora, yang dengan kekuatan sendiri pada awalnya tahun pembangunannya, memakai dana APBD, berhasil merealisasikan panjang run way 2.000 meter dan lebar 30 meter, yang untuk sementara didarati pesawat ATR-72 seri 500/600, dengan taxi way 107 x 18 meter dan apron 103 x 73 meter. Pengembangan bandara telah mendapat kucuran APBN sejak tahun 2015 hingga sekarang yang sudah mencapai Rp.200 miliar.

Kemudian, Pembangunan Sekolah Internasional Marine Protected Area, sekolah khusus mencetak sumber daya manusia yang tangguh dan peduli pada perlindungan ekosistem perairan laut. Sekolah tersebut diperuntukkan bagi calon pemimpin di masa depan oleh mahasiswa di 6 negara CTI, yakni berasal dari Indonesia, Philipina, Brunei Darusalam, Papua Nugini, Timor Timur dan Solomon Island.

Disamping itu, penyediaan pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLMTG), yang sebenarnya bagi Negara/PLN sangat sulit bagi penyediaan pembangkit serupa untuk wilayah kawasan pulau-pulau kecil, namun karena Wakatobi sebagai asset pariwisata nasional, PLTMG menjadi kebutuhan dan tanggungjawab negara. Selain itu, upaya penataan perkotaan, sebagai agenda-agenda prioritas, Pemerintah Kabupaten Wakatobi mengalokasikan kebijakan pembangunan Wangi-Wangi Water Front City, menciptakan landmark kota pantai yakni pembangunan terintegrasi antara penyediaan Dermaga Marina Terpadu, Jalan Bay Pass, dan penyediaan Kompleks Islamic Center Pembangunan Masjid Raya Al Kautsar Wakatobi.

Bentuk prestasi monumental lainnya adalah kebijakan Presiden RI Ir.Jokowi terkait dengan penyediaan jalur tol laut pada Kawasan Timur Indonesia, Kabupaten Wakatobi telah terealisasi dengan beroperasinya Kapal Tol Laut KM.Caraka Niaga 3-32, dengan rute pelayaran T1 yakni Tanjung Perak-Wanci (Wakatobi)-Namlea-Fakfak PP setiap 2 kali sebulan.

Sejak beroperasinya kapal tol laut tersebut yang mengangkut berbagai jenis barang, harga berbagai jenis barang di Wakatobi sudah mengalami penurunan sebesar sepuluh sampai 15 persen. Hal ini telah memberi dampak ekonomi di Wakatobi karena ongkos angkut barang melalaui kapal tersebut lebih murah bila dibandingkan dengan angkos angkut barang pada kapal-kapal niaga lain.

Dengan adanya kapal tol laut ini bertujuan untuk memperkecil disparitas antar wilayah guna pengendalian harga logistik dan pengendalian inflasi di daerah-daerah wisata seperti halnya Wakatobi.

Disamping Wakatobi menjadi jalur rutin kapal Cruise Caledonian Sky asal Australia, yang melakukan field trip dari Perth-Bali menuju ke Wakatobi. Selama di Wakatobi para cruiser tersebut melakukan kunjungan fun trip ke lokasi destinasi wisata Wakatobi, seperti Liya dan Sombu. Dengan beroperasinya dua armada ini menunjukkan bahwa pengembangan maritim Wakatobi menuai hasil yang sangat cerah pada tahun-tahun mendatang.

Kemudian dalam hal pelayanan penumpang baik yang dari luar dan dari Wakatobi, negara dalam hal ini PELNI menyediakan Kapal Jet Liner dengan jalur, Makassar, Bau-Bau, Kolaka, Kendari, dan Wakatobi, rutin dalam setiap minggunya. Tujuan utama Pelni masuk ke Wakatobi untuk menghubungkan nusantara yang menyatukan Indonesia serta telah dianggap bahwa Wakatobi sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia.

“Jadi kontribusi Pelni adalah meningkatkan mobilitas manusia, jasa dan barang terhadap daerah, sehingga perputaran mobilitas itu lancar, maka punya efek pengganda bagi perekonomia di Wakatobi,” ujar Hugua.

Pada aspek pengelolaan keuangan, Pemerintah Kabupaten Wakatobi melalui Hugua menghadiahkan kado terindah, yakni 4 kali menerima anugrah WDP dan 2 kali WTP atas penilaian pengelolaan keuangan dan kinerja pemerintah daerah dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

Prestasi demi prestasi telah menunjukkan realitas yakni kemajuan sector perekonomian daerah dengan torehan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 11,67 persen/tahun, penurunan rata-rata angka kemiskinan dari 24,56 tahun 2006 menjadi 15,42 tahun 2015, penurunan angka penggangguran dari 10,6 tahun 2006 menjadi 4,28 tahun 2015 dan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat dari Rp.5,6 Juta Tahun 2006 menjadi Rp.15 Juta tahun 2015.

Jika dilihat dari PDRB per kapita Kabupaten Wakatobi terhadap harga berlaku selama kurun waktu tahun 2009–2015. Pada sektor primer (pertanian dalam arti luas) terus mengalami penurunan yakni tahun 2009 sebesar 48,54 persen menjadi 40,21 persen pada tahun 2015, sementara untuk sektor tersier (sub sektor jasa-jasa sebagai dampak dari kebijakan sektor kepariwisataan) mengalami kenaikan yakni sebesar 51,59 persen tahun 2015 jika dibandingkan dengan kontribusi sektor yang sama tahun 2009 yakni sebesar 43,21 persen atau naik 1,03 persen per tahun

Puncak kesuksesan 10 tahun membangun, Hugua mendapat penghargaan (awards) dan apresiasi tertinggi dari Presiden Republik Indonesia Ir.Joko Widodo dan Wapres M. Yusuf Kalla yakni penetapan Wakatobi sebagai Kawasan Strategis Prioritas Pariwisata Nasional dan pembentukkan Badan Badan Otorita Pariwisata (BOP) Wakatobi. BOP yang rencananya akan ditingkatkan dengan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Sebab, dengan KEK itu, share infrastructure bisa dikebut, terutama jalan, air, listrik, pengelolaan persampahan, sumber daya manusia, perhubungan, telekomunikasi, termasuk dermaga, marina dan bandara, yang menjadi penentu akses dari dan ke Wakatobi.

PELETAKKAN BATU : Bupati Wakatobi Hugua bersama anggota Muspida, sara Hokumu, kompak melakukan peletakkan batu pertama pembangunan mesjid Al Kautsar Wakatobi beberapa waktu lalu. FOTO DURIANI/ZONASULTRA.COM
PELETAKKAN BATU : Bupati Wakatobi Hugua bersama anggota Muspida, sara Hokumu, kompak melakukan peletakkan batu pertama pembangunan mesjid Al Kautsar Wakatobi beberapa waktu lalu. DURIANI/ZONASULTRA.COM

 

“Kunci percepatan dan pengembangan destinasi Wakatobi adalah pada aspek 3A yakni akses, atraksi, dan amenitas kemudian pada saat yang sama sector manusia dan pelayanan. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Wakatobi mempercepat pemenuhan syarat terkait penyediaan lahan yang nanti akan dikelolah oleh badan otorita, yang dimana Wakatobi telah mempersiapkan potensi lahan antara 500 hingga 1.000 lebih hektar,” kata Hugua.

Tentunya dengan dukungan ini, lanjut Hugua, maka pemerintah pusat mengalokasikan anggaran Rp.20,5 triliun hingga tahun 2019 untuk pengembangan BOP Wakatobi. Anggaran ini akan dikelola untuk pengembangan sektor-sektor yang terkait dengan akses, atraksi, dan amenitas dan tentunya pengembangan sumber daya manusia. Implikasi besar bagi percepatan pembangunan Wakatobi yang meloncat 50 tahun ke depan yang mana bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dengan terbentuknya BOP Wakatobi, Hugua bisa mendatangkan devisa senilai Rp.500 juta dolar AS pada tahun 2019. Selama 10 tahun, Wakatobi mempersiapkan diri dan siap menjadi destinasi wisata kelas dunia. Ini tidak akan terwujud tanpa kerja keras dan kesiapan seluruh masyarakat.
Keunggulan pariwisata underwater di Wakatobi, kemudian budaya, kesultanan Buton dengan benteng terbesar di dunia ada di Kota Baubau, Hutan Lambusango yang paling lengkap habitat aslinya di Pulau Buton. Punya jati terbesar, tertua, dan paling langka juga pacuan kuda di Muna, dan kita Sulawesi Tenggara punya atraksi paling lengkap.

“BOP Wakatobi akan semakin membawa implikasi kepariwisataan Wakatobi ke level mendunia karena Wakatobi juga menjadi bagian dari 127 dari kawasan cagar biosfer dunia, target 500 ribu turis di 2019 sangat memungkinkan, kalau setiap turis menghabiskan Rp.1.000 dolar AS maka Wakatobi akan menyumbang 500 juta dolar AS. Ini jumlah yang sangat besar, tentu itu akan mendongkrak kesejahteraan masyarakat,” jelasnya. (Advertorial)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini