2.000 Tenaga Kerja Informal Terima Dana CSR dari Bank Sultra

2.000 Tenaga Kerja Informal Terima Dana CSR dari Bank Sultra
BANK SULTRA - Penyerahan dana csr PT. BPD Sultra Melalui program Gerakan Nasional Perlindungan Pekerja Rentan (GN Lingkaran), Rabu (7/12/2016). (Randi Ardiansyah/ZONASULTRA.COM)
2.000 Tenaga Kerja Informal Terima Dana CSR dari Bank Sultra
BANK SULTRA – Penyerahan dana csr PT. BPD Sultra Melalui program Gerakan Nasional Perlindungan Pekerja Rentan (GN Lingkaran), Rabu (7/12/2016). (Randi Ardiansyah/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Melalui program Gerakan Nasional Perlindungan Pekerja Rentan (GN Lingkaran), Bank Sultra menyerahkan dana CSR kepada 2.000 tenaga kerja informal atau pekerja bukan penerima upah (BPU) dalam bentuk kartu kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

Direktur Utama Bank Sultra Khaerul Kemala Raden mengatakan ini merupakan misi Bank Sultra untuk meningkatkan kontribusi dan percepatan pembangunan di daerah. Dia menuturkan wujud dari misi tersebut telah dilakukan dalam bisnis bank untuk senantiasa bersinergi dengan program pemerintah daerah.

“Dan salah satu program yang dicanangkan adalah bagaimana meningkatkan ketahanan pangan di daerah,” ungkapnya saat acara penyerahan dana CSR Bank Sultra di Grand Clarion Hotel Kendari, Rabu (7/12/2016).

Dukungan pembiayan pada sektor ini, kata dia, juga disinkronkan dengan program CSR Bank Sultra. Dimana telah diserahkan sebanyak dua ribu kepesertaan tenaga kerja baru untuk bergabung dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Kepesertaan tersebut merupakan petani-petani dari dua kabupaten yaitu Konawe dan Konawe Selatan.

Disamping itu, sistem kredit yang terdapat di Bank Sultra khususnya untuk sektor pertanian, pihaknya telah menjadikan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sebagai persyaratan mendapatkan kredit. Agar peserta baru ini, tidak berhenti atau tersendat ditengah jalan setelah terdaftar.

“Artinya terus berkelanjutan dan aktif, misalnya pada tanaman jangka pendek, setiap masa panen, kita akan sisipkan setoran untuk pembayaran premi penanaman berikutnya. Sehingga, kepesertaan ini diharapkan berlanjut dan tidak memberatkan bagi petani,” jelasnya.

Kata dia, dengan jumlah premi yang dibayarkan dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh oleh petani sangatlah besar. Selain itu, terjadi peningkatan terhadap pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat. Pihaknya, akan terus berupaya untuk terus melakukan sosialisasi secara berkelanjutan, agar program BPJS ini bisa sukses dan dapat dinikmati oleh masyarakat.

Khaerul berharap Bank Sultra dapat ditunjuk menjadi service point office. Mengingat jumlah kantor Bank Sultra yang ada di Sultra sudah berjumlah 70 kantor. Dengan adanya service point office tersebut, yang didukung dengan persyaratan untuk menjadi peserta BPJS bisa dilakukan percepatan pendaftaran peserta.

Ini tentunya, dapat berguna bagi Bank Sultra dan BPJS Ketenagakerjaan, yang mempunyai mitra ataupun nasabah di sektor pertanian.

Sementara itu, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan, kegiatan ini merupakan gerakan nasional dari BPJS Ketenagakerjaan.

“Kami atas nama BPJS Ketenagakerjaan mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bank Sultra yang telah berinisiasi mulia untuk membantu para petani  di Sultra,” tuturnya.

Dengan adanya CSR, pihaknya menghimbau agar seluruh perusahaan menyisihkan dana CSR untuk membantu para pekerja tidak mampu. Tak hanya itu, lanjutnya, ke depan BPJS Ketenagakerjaan juga mempunyai baket untuk memberikan jaminan sosial kepada seluruh pekerja yang ada di Indonesia.

“Target untuk pengikutsertaan BPJS 2017 itu naik 20 persen atau sekitar 25 juta pekerja, jadi ini merupakan fokus kita. Karena kami mendapatkan amanah, tugas dari negara dari undang undang, untuk bisa memberikan jaminan itu. Tentunya amanat tersebut harus kami akselerasi dalam bentuk target kepesertaan,” ujarnya.

Pihaknya pun mengajak kepada seluruh pihak, baik pemerintah maupun pihak swasta untuk bekerja sama menggunakan semua chanel agar bisa memberikan jaminan sosial kepada seluruh pekerja. Hingga saat ini, total pekerja Indonesia sekitar 122 juta orang. Namun yang sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan hingga saat ini hanya 21 juta pekerja.

“Jadi kurang lebih ada 17 persen, memang kami menyadari bahwa hal ini belum terlalu besar. Namun kita menyadari bahwa sebagaian besar tenaga kerja Indonesia adalah terdiri dari pekerja informal yang gajinya sangat beragam. Nah inilah yang menjadi tantangan sangat ini,” tutupnya. (A)

 

Reporter: Sitti Nurmalasari/Randi Ardiansyah
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini