ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sebanyak 23 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Sulawesi Barat (Sulbar) kembali beroperasi pasca mengalami kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami.
Lebih rinci, Pertamina telah mengoperasikan 10 SPBU di tiga wilayah terdampak gempa bumi dan tsunami yaitu Palu, Donggala, dan Sigi. Sementara tiga wilayah lainnya yakni Parigi Moutong, Mamuju Utara, dan Mamuju Tengah sebanyak 13 SPBU sudah beroperasi sepenuhnya.
Sampai dengan Selasa (2/10/2018) Pertamina telah mengoperasikan 20 dispenser manual untuk melayani kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) masyarakat.
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito menegaskan bahwa Pertamina juga terus melakukan penguatan distribusi dan pelayanan BBM untuk masyarakat.
“Kami juga sudah menerbangkan SPBU portable dan 80 unit dispenser engkol manual tambahan, serta unit mobil tangki berdispenser. Fasilitas ini akan kami tempatkan di lokasi-lokasi SPBU atau tempat strategis lainnya. Semua disiapkan untuk kemudahan masyarakat mendapatkan BBM,” jelas Adiatma.
SPBU yang beroperasi di Kota Palu berlokasi di Jalan Diponegoro, Jalan Maluku, Jalan R.E. Martadinata, Jalan Imam Bonjol, Jalan Bayoge, dan Jalan Ki Hajar Dewantara. Enam SPBU ini adalah yang berhasil dioperasikan dari total 17 SPBU yang ada di Kota Palu.
Sementara tiga SPBU yang beroperasi di Kabupaten Donggala berlokasi di Desa Sioyong, Jalan Raya Palu-Donggala, dan di Desa Ganti Jalan Trans Sulawesi. Sedangkan satu SPBU lainnya rusak berat. Kabupaten Sigi satu SPBU di Sidondo sedangkan satu SPBU lainnya rusak berat.
“Kami masih terus berupaya memperbaiki SPBU lainnya,” tukasnya.
Selain fokus pada perbaikan sarana dan fasilitas (sarfas), Pertamina juga membangun Posko Pertamina Peduli di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulteng. Posko ini dirasakan manfaatnya bagi korban bencana gempa dan tsunami.
“Posko yang mulai berdiri berdiri hari ini menjadi dapur umum untuk memberikan bantuan makanan kepada para pengungsi,” ungkapnya.
Posko yang berdiri di dekat pelabuhan ini, telah melayani sekitar 1.500 pengungsi. Mereka berada di tempat tersebut, karena menunggu keberangkatan kapal yang akan membawa para pengungsi mencari tempat yang lebih aman di luar Sulawesi.
“Kami mengaktifkan dapur umum, agar korban bisa mendapatkan makanan siap santap tanpa perlu memasaknya. Nantinya bantuan makanan juga akan diupayakan didistribuskan di beberapa titik posko pengungsian,” jelas Agus.
Agus menambahkan, Posko Pertamina Peduli di DPPU Mutiara dan TBBM Donggala juga memberikan layanan pengobatan gratis, bekerjasama dengan Pertamedika dengan menurunkan lebih dari 10 orang tenaga medis dan dokter. (B)