ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Sebanyak 40 remaja asal Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) dikabarkan tersesat di kawasan hutan Air Terjun Lamesou di Desa Lametono, Kecamatan Lasolo dan Air Terjun Wawondiku di Desa Awila, Kecamatan Molawe.
Puluhan remaja yang hendak berkunjung ke wisata air terjun itu hilang kontak sejak berangkat pada Sabtu (4/7/2020).
Dari informasi yang dihimpun zonasultra.id, di Air Terjun Desa Lamesou sebanyak 30 remaja berangkat ke tempat itu sejak Sabtu pagi. Sebelum masuk kawasan, remaja yang diketahui anggota Pramuka Konut ini sempat izin ke pemerintah desa untuk masuk ke lokasi tersebut selama satu malam. Tetapi sudah dua hari tidak kembali-kembali.
“Mereka rombongan izin ada kegiatan kepramukaan, kenaikan pangkat. Masuk sejak hari Sabtu pagi namun sampai hari ini tidak ada konfirmasi kepulangan,” kata Awal salah seorang warga setempat, Senin (6/7/2020).
Baca Juga :
15 Pendaki Tersesat di Gunung Mekongga
Hal sama juga disampaikan Sekretaris Desa (Sekdes) Lametono, Ariadi. Dikatakan, pihak pemerintah desa setempat sempat menyarankan untuk tidak masuk ke lokasi air terjun tersebut karena kondisi hujan lebat serta arus kali yang deras.
“Iya benar, ada 30 orang yang masuk, mereka izin sama pak desa hanya 1 malam, tapi sampai sekarang belum keluar. Dari informasi, pak bupati sudah turunkan tim gabungan untuk melakukan pencarian,” ujarnya.
Sedangkan di Air Terjun Wawondiku, ada 10 remaja yang tersesat dan tak ada kabar hingga saat ini.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Konut Djasmidin menjelaskan, kejadian itu berawal pada Sabtu (4/7/2020) sebanyak 15 orang melakukan kegiatan berkemah ke air terjun tersebut. Namun, rombongan terjebak arus sungai yang deras sehingga tidak bisa sampai ke lokasi tujuan.
Kemudian, lanjut Djasmiddin, mereka mendirikan tenda untuk menunggu air sungai surut. Delapan dari 15 orang tersebut nekat melewati sungai agar sampai ke air terjun yang jaraknya masih kisaran 1 jam atau 2 kilo perjalanan dari tenda yang dibuat.
“Jelang sehari, lima dari tujuh orang yang menunggu ditenda berinisiatif untuk keluar ke kampung dengan alasan karena ada satu orang perempuan kondisi fisiknya kurang baik karena sangat kedinginan. Dan dua orang tetap tinggal ditenda selama dua malam dengan maksud menunggu delapan orang ini yang nekat pergi melewati sungai. Hingga saat ini belum turun,” terangnya.
“Nah, berdasarkan kronologi itu maka orang tua dari 10 orang ini yang masih terjebak di lokasi air terjun melaporkan ke Basarnas Konut untuk melakukan pencarian dan penjemputan yang belum diketahui keberadaannya,” tambahnya.
Mendapat laporan itu, Bupati Konut Ruksamin langsung bergerak cepat menurunkan puluhan personel gabungan dari Kepolisian Polres Konut, TNI, Basarnas, BPBD Konut, pemerintah kecamatan dan desa serta sejumlah warga lengkap dengan fasilitas alat pendukung untuk melakukan penyisiran.
“Setelah apel gabungan, kita bagi dua tim untuk melakukan evakuasi pencarian di wilayah Air Terjun Lamesou, dan Wawondiku. Kami berharap agar kondisinya dalam keadaan baik. Dan kami mohon doanya kepada seluruh masyarakat Konut agar proses pencarian berjalan baik tanpa ada kendala,” ucapnya.
Menghadapi kondisi cuaca yang kurang baik, dirinya mengimbau kepada masyarakat di Bumi Oheo itu agar meningkatkan kewaspadaan dalam bepergian. Jika tidak penting sebaik tetap berada di rumah demi keamaanan dan keselamatan diri. (b)
Reporter: Jefri Ipnu
Editor: Jumriati