Teknologi Merusak Generasi?

Risnawati
Risnawati

Bila kita mendengar kata “Teknologi” hal pertama yang terpikir adalah internet. Sebab saat ini semua orang dapat mengakses apapun lewat internet. Dari hal-hal yang bermanfaat sampai tidak bermanfaat beredar luas di internet. Lewat sinilah, muncul orang-orang yang membuat aplikasi dengan berbagai macam tujuan. Salah satunya yang lagi trend yaitu aplikasi Tik Tok. Dengan aplikasi ini semua orang bebas mengekspresikan dirinya ke publik, mulai dari usia dewasa bahkan bocah tk kena demam tik tok.

Sebelum aplikasi ini muncul, sudah beredar aplikasi lain yang serupa. Banyak orang berlomba-lomba membuat video diri mereka dengan gaya yang berbeda dan cukup aneh. Ada yang pamer kecantikan, pamer harta kekayaan, bahkan ada yang sampai pamer bentuk tubuh. Naudzubillah min dzalik.

Benar, rata-rata pengguna aplikasi ini adalah remaja. Sebut saja, sebelumnya ada Awkarin. Sekarang Bowo, hanyalah satu dari sekian banyak korban kecanggihan teknologi masa kini. Dan para remaja pemuja Awkarin dan Bowo pun adalah korban dari sistem rusak yang meneggelamkan akal di atas nafsu.

Sungguh memprihatinkan, generasi muda yang semestinya menjadi ujung tonggak perubahan sebuah peradaban, nyatanya kini terbelenggu ke dalam permainan yang tidak bermanfaat dan merusak kepribadian mereka.

Lalu apakah kita akan berdiam diri menyaksikan generasi penerus bangsa ini hilang arah tujuan hidupnya dengan Tik Tok? Tentunya TIDAK!

Generasi Islam Di kenal karena Prestasi, bukan sensasi

Rasulullah Saw bersabda, sebaik-baik generasi adalah generasi di masa aku berada di sana”

Remaja adalah tonggak kebangkitan dunia, bila remaja hanya asyik dengan masa mudanya tanpa memandang agamanya. Maka bersiaplah, dunia akan semakin hancur dan rusak. Remaja harus selektif dan bijak menggunakan teknologi yang telah tersedia. Jangan karena demi popularitas semu, dan tumpukan pujian di sosmed, menjadikan kita jauh dari Allah SWT.

Hal ini berbeda dengan generasi di masa Islam. Mereka sibuk memikirkan bagaimana menjadi yang terbaik disisi Allah SWT. Bukan itu saja, mereka sibuk dalam aktivitas menegakkan agama Allah SWT diatas muka bumi. Sebut saja Ali bin Abi Thalib. Muhammad al-Fatih, dll. Betapa agung sosok pemuda dalam system islam. Jiwa dan raganya bertaut dalam balutan taqwa. Maka tidak lah ada aktivitas sia-sia apalagi maksiat yang mereka lakukan. Yang dicari ada;ah ridha Allah, bukan popularitas semu. Maka wajarlah jika pada masa itu, banyak kegemilangan yang ditorehkan oleh para pemuda Islam.

Hanya Islam Solusinya

Sungguh sudah sepatutnya generasi masa kini menjadikan Islam sebagai pedoman atas tutur dan lakunya. Sebab sejatinya, dengan itulah akan tercipta sosok-sosok generasi berkualitas yang akan mampu mengisi peradaban di masa depan.

Begitu nyata bahwa sistem sekularisme-liberalisme saat ini sungguh menjebak dan merusak generasi. Jadi, bukan teknologinya yang salah melainkan sistem yang menaungi teknologi dan penggunaannya itulah yang bermasalah. Mereka sibuk memuja popularitas dan syahwat. Oleh karena itu, dibutuhkan dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak untuk mengubah wajah generasi saat ini, dianatara keluarga, masyarakat, dan Negara. Karena itu, kita membutuhkan penerapan Islam secara kaffah agar generasi terselamatkan dari kehancuran.

Penerapan Islam secara kaffah adalah suatu kewajiban yang Allah Swt perintahkan kepada hamba-hambaNya kaum mukmin. Ini merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi oleh setiap individu , bahwa dia harus menerapkan islam secara kaffah, siapapun dia, apapun profesinya, “masing-masing kalian adalah pemimpin, dan masing-masing kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Kitalah pewaris negeri ini, kitalah penerus peradabana ini, maka sumbangkanlah kemampuan yang gemilang itu untuk negerimu atau bahkan dunia. Karena kemampuan kita semata-mata hanya untuk meraih ridho Allah SWT. Wallahu a’lam.

 

Oleh: Risnawati
Penulis Merupakan Buku Jurus Jitu Marketing Dakwah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini