ZONASULTRA.COM, SUMENEP – Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) kembali menyelenggarakan Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN (FKMA) V. Festival kali ini digelar di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, 27 – 31 Oktober 2018.
FKMA ini diikuti 150 kerajaan dari negara-negara anggota ASEAN, salah satunya Kerajaan Buton, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pembukaan festival yang digelar siang kemarin diawali dengan karnaval budaya. Begitu meriah, apalagi ketika rombongan Kerajaan Buton mempertontonkan salah satu tarian penyambutan di zaman kerajaannya yakni Tarian Galangi.
Suasana menjadi sesak, masyarakat dan peserta festival berbondong-bondong memadati rombongan karnaval Kerajaan Buton. Tak sekadar menyaksikan, mereka juga berebut mengabadikan aksi enam orang penari galangi yang sedang menari diiringi gendang.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Baubau Ali Arham mengatakan, tari galangi sengaja dipertontonkan dalam momen festival ajang skala internasional seperti ini. Harapannya seluruh masyarakat bisa terpukau melihat rombongan dari Kota Baubau.
“Ini juga bertujuan mempromosikan budaya kita,” ungkap Ali saat ditemui disela-sela kegiatan, Minggu, 28 Oktober 2018.
Pihaknya sangat mengapresiasi penampilan dari penari galangi karena mampu mencuri perhatian peserta karnaval dari berbagai daerah dan juga masyarakat setempat.
“Saya juga tidak menyangka seperti ini. Saya atas nama Pemerintah Kota Baubau sangat mengapresiasi penampilan mereka. Harapan kita ke depan potensi seni dan budaya seperti ini masih bisa kita pertahankan bahkan bisa dikembangkan, sehingga nantinya diharapkan bisa bersinergi dengan dunia pariwisata,” tutupnya.
Salah seorang warga Sumenep, Rani mengaku cukup terpukau. Kata dia, penampilan Kota Baubau sangat unik.
“Senang sekali ada acara begini. Pakaian yang dikenakan termasuk rambut palsunya bikin unik. Apalagi gerakan para penarinya (Galangi) sangat lincah. yang menarik perhatian lagi, teriakan penari saat menari itu menarik perhatian kita ingin nonton,” ujarnya. (B)