Merawat Tunas yang Tumbuh di UHO

Andi Syahrir
Andi Syahrir

Akhir pekan tiba. Inginnya malas-malasan. Sabtu pagi itu hujan bergantian dari gerimis ke deras. Ada perintah dari nyonya besar. Minta diantar ke kampus. Ia dapat tugas. Menjadi salah satu juri pada pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat universitas. Di Universitas Halu Oleo (UHO).

Saya tertarik mendengarnya. Lalu mulai banyak bertanya. Ketika mengantar dan ketika menjemputnya pulang. Jumlah pesertanya tidak banyak. Hanya lima orang. Sedih juga. Apakah ini representasi dari minimnya kepedulian mahasiswa untuk berperan di panggung-panggung akademik? Entahlah.

Namun, hal yang menggembirakan adalah kualitas peserta kian baik dari tahun ke tahun. Itu kesimpulan para juri. Jadi, bukan soal jumlah tapi seberapa mumpuni anak-anak muda itu. Kira-kira begitu.

Kelimanya jago bahasa Inggris. Ada satu orang yang istimewa. Para juri menyepakatinya sebagai pemenang. Selanjutnya, akan mewakili UHO sebagai calon mahasiswa berprestasi di tingkat nasional. Prosesnya berlangsung sejak Juli hingga September mendatang.

Namanya Muhammad Khaerul Rijal. Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip). Angkatan 2017. Saat ini duduk di semester enam. Saya penasaran dengannya. Mencari kontaknya di jejaring sosial. Ketemu.

Ternyata anak Lasusua, Kolaka Utara. Sama dariku..hehehe. Berkampung halaman di Lasusua. Saya berbincang dengannya via telepon. Lulusan SMKN I Lasusua. Saya sendiri dari SMAN I Lasusua. Yah, sekolah kami bersepupu.

Portofolionya lumayan panjang. Anak ini senang berorganisasi. Sejak SMA…maksudnya SMK. Tahun 2015, menjadi Duta Parlemen Remaja mewakili Sultra dalam kegiatan Parlemen Remaja Nasional yang digelar DPR RI.

Tahun berikutnya, mewakili Sultra dalam Lomba Bahasa Inggris Nasional di Bangka Belitung. Di tahun yang sama meraih penghargaan sebagai siswa berprestasi dalam Program Sahabat Gubernur.

Pada Peringatan Hari Anak Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, dia didaulat sebagai pembaca Suara Anak Indonesia di hadapan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Memasuki dunia kampus, dia terpilih sebagai Duta Muda Memilih yang digelar KPU Sultra pada tahun 2017. Tahun 2018, menjadi Duta Generasi Berencana BKKBN Sultra. Juara keempat lomba karya tulis ilmiah Al-Qur’an pada Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Provinsi Sultra.

Masih di tahun 2018, Khaerul terpilih sebagai mahasiswa berprestasi di tingkat fakultasnya. Dan untuk periode 2018-2021, ia menerima beasiswa unggulan masyarakat berprestasi dari Kemendikbud.

Tahun 2019, ia menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam ajang Bali Democracy Student Conference 2019. Lalu kemudian, menjadi Duta Muda ASEAN dari Indonesia yang ditunjuk oleh Kementerian Luar Negeri RI.

Saat ini, dia merupakan Ketua Forum Beasiswa Unggulan Regional Sulawesi Tenggara yang dijabatnya sejak tahun 2018. Untuk mengasah kemampuannya di dunia kerja, dia mendirikan usaha yang bergerak di bidang event creator/organizer.

Khaerul juga merupakan campus agent untuk Nusa Talent, sebuah startup nasional yang bergerak di bidang penyediaan informasi magang dan kerja bagi para mahasiswa dan fresh graduate. Dia menjadi agen untuk kampusnya.

Dia juga menjadi public relation (humas) pada sebuah platform nasional yang bergerak di bidang edukasi, yang mempersiapkan calon mahasiswa masuk ke perguruan tinggi. Nama platformnya, Potensiap.

Khaerul juga menjadi humas untuk Sinerbi Indonesia, sebuah lembaga berbasis di Surabaya, yang menghubungkan mahasiswa dengan perusahaan untuk magang atau bekerja.

Di depan tim penilai di UHO, dia mengemukakan gagasannya. Ide ini juga akan dipaparkan di tingkat nasional. Tentang pemberdayaan UMKM di kampung halamannya. Di Lasusua. Dia memberinya nama Program LECI (Lasusua Electronic Community Industry).

Dia mencoba melakukan “digitalisasi” pada pelaku ekonomi kecil dan mikro. Mengajarinya membuat foto produk yang ditampilkan di media sosial agar terlihat menarik. Membimbing mereka membuat narasi produk. Mengajari mereka tentang komunikasi pemasaran via media sosial. Dan menghubungkan para UMKM ini dengan marketplace nasional.

Saat berbincang dengannya, dia begitu runtut bertutur. Berbicara dengan sangat efektif. Ketika mengetahui bahwa dia juga anak petani, saya seperti menemukan diriku padanya.

Kami sama-sama anak petani. Bedanya, prestasinya tingkat nasional. Prestasi saya, menuliskan prestasinya…hehehe.

Selain memaparkan gagasan pemberdayaannya, pada seleksi nasional nantinya, anak bungsu dari tiga bersaudara ini melalui serangkaian tes, mulai dari tes tertulis, tes bahasa Inggris, wawasan kebangsaan, dan penilaian portofolio.

Hal paling mendasar dari ajang ini bukan soal hasil akhir dari kontestasi yang menempatkan anak-anak muda ini meraih juara atau tidak.

Melainkan bagaimana merawat tunas-tunas baru seperti Khaerul dkk tetap konsisten menumbuhkan talentanya demi masa depannya, untuk daerahnya, untuk negerinya. UHO adalah ladang subur untuk menumbuhkannya. Jika komitmen. Kalau konsisten.***

 


Oleh : Andi Syahrir
Penulis merupakan Alumni UNHAS-UHO)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini