DANREM 143/HO : TNI Siap Amankan PSU Jilid II di Muna

TERIMA ASPIRASI : Danrem 143/HO Kolonel Czi Rido Hermawan menerima para perwakilan pendemo di ruang kerjanya, Senin (30/5/2016). Danrem menyatakan siap membantu kepolisian setempat untuk mengamankan PSU jilid II di Kabupaten Muna. FOTO ISTIMEWA

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Komandan Resimen (Danrem) 143/HO Kolonel Czi Rido Hermawan menyatakan siap mengamankan pemilihan suara ulang (PSU) jilid II di Kabupaten Muna yang akan digelar 16 Juni mendatang. Namun menurut Rido, kehadiran TNI nanti sifatnya hanya perbantuan kepada personil Polres di daerah itu.

Menurut Danrem, situasi wilayah Muna masih dalam keadaan aman dan terkendali. Penggunaan TNI dalam pengamanan ada mekanismenya dan harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Perbantuan TNI bersifat atas permintaan pihak kepolisian dan serendah-rendahnya tingkat Polres. Status keamanan diwilayah Muna pada saat ini adalah riak dan dinamika kamtibmas dan masih dalam status tertib sipil, sehingga tugas dan tanggung jawab keamanan sepenuhnya masih menjadi tanggung jawab pihak kepolisian.

Kata Danrem, para prajurit TNI yang diturunkan berstatus di bawah komando operasi Polri. Keadaan bisa saja berubah bilamana situasi keamanan berubah menjadi situasi yang membahayakan terselenggaranya roda pemerintahan atau simbol-simbol negara dilecehkan atau dirusak oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab, misalnya penurunan dan pembakaran bendera negara atau simbol negara lainnya, dirusaknya bangunan pemerintah, terjadinya tindakan anarkisme atau konflik sosial.

“Bila ada warga Muna yang merasa hidupnya terancam, diancam atau merasa dirinya tidak nyaman maka pangkalan TNI yang ada di wilayah Muna adalah Zona netral, dan TNI siap mengamankan warga yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan Pilkada nanti, jajaran TNI akan bersikap netral,” kata Rido, Senin (30/5/2016).

Rido menjamin aparatnya tidak akan memihak kepada pihak manapun. TNI akan menerima siapapun yang menang dan didukung oleh rakyat.

Danrem menjelaskan bahwa status keamanan di wilayah dan penanganan konflik sosial itu sudah diatur dalam UU RI nomor 7 tahun 2012 tentang penanganan konflik sosial, dalam undang-undang tersebut pada bagian ketiga menyampaikan tentang penetapan status keadaan konflik.

Sebelumnya, kelompok mahasiswa dari Front Mahasiswa Pemerhati Pilkada Indonesia (Formappi) Sultra yang mengatasnamakan sebagai komunitas mahasiswa Muna yang ada di Kendari menggelar aksi damai di Makorem 143/HO.

Aldin Kolala, mahasiswa Fisipol UHO, koordinator lapangan menyampaikan keinginan mereka untuk menemui Danrem 143/Halu Oleo dan meminta kesediaan Danrem untuk dapat menurunkan pasukan TNI pada saat Pilkada (PSU Jilid II) di Muna.

Mereka beralasan bahwa berdasarkan pantauan mereka kondisi dan situasi di wilayah Muna pada saat ini kurang Kondusif, karena beberapa kali terjadi peristiwa yang meresahkan di Muna, seperti : pembakaran Mobil honda Jazz milik pejabat di dinas pendidikan Kabupaten Muna bernama Kudus Muharam oleh orang tak dikenal pada 27 April 2016, rumah lurah Wamponiki, Jafaruddin, dilempar orang tak dikenal pada 12 Mei 2016.

Selanjutnya pada 14 Mei 2016 terjadi pelemparan teror bom molotov yang diarahkan ke pemuda Butung-butung. Tanggal 16 Mei 2016 mobil milik Kasi Evaluasi dan Monitoring Pemkab Muna, Jamzir Zibuka, yang diparkir di jalan S.Goldaria dibakar orang tak dikenal. Lalu tanggal 17 Mei 2016 rumah Lurah Raha 1, Syahrir, di daerah Kontu, diduga dibakar orang tak dikenal, dan 18 Mei 2016 Pasar Laino terbakar dan kejadian kejadian terakhir pada tanggal 23 Mei yang lalu terjadi pelemparan batu terhadap mobil Rifai Pedansa, eks ketua PDIP Muna yang menjadi ketua tim sukses salah satu calon Bupati Muna Rumah Kita.

Sampai saat ini kasus-kasus tersebut masih belum ada titik terang siapa pelakunya, (kecuali kasus pelemparan mobil Rifai Pedansa sudah ditemukan 2 orang pelakunya dan saat ini masih didalami Polres Muna.

Formappi Sultra menilai Polres Muna dianggap masih kurang Profesional dalam penanganan kasus dan ada kesan pembiaran dari pihak kepolisian Muna yang disinyalir mereka ada keberpihakan kepada salah satu calon bupati Muna. Oleh karena itu mereka selaku mahasiswa yang berasal dari Muna mewakili masyarakat merasa prihatin dan meminta kepada pihak TNI untuk terlibat langsung dalam pengamanan PSU Jilid II nanti yang menurut rencana akan dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2016. (A)

 

Editor  : Rustam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini